Pameran Seni Rupa 'Tanda Mata XI', Bagian Perjalanan Bagi Para Seniman Yogyakarta

by admin|| 05 September 2016 || 23.959 kali

...

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - "Selama perjalanannya berada di tengah masyarakat Yogyakarta, Bentara Budaya Yogyakarta (BBY) menjadi sebuah tempat atau wadah untuk para seniman di sini, dan memberikan banyak kesempatan bagi para seniman untuk menunjukan kreatifitasnya lewat karya seni," ujar seorang pengunjung Pameran Seni Rupa "Tanda Mata XI", Robertus Sutopo, Minggu (4/9/2016) kemarin.

Baginya berkunjung ke tempat-tempat pameran seni merupakan salah satu bagian dari kehidupannya selama ini. Setiap ada pameran, Robertus selalu menyempatkan diri untuk hadir hanya untuk menyaksikan ide-ide dari para seniman yang terdapat di dalam karya-karyanya. Salah satunya adalah dengan berkunjung untuk menikmati berbagai sajian pameran seni rupa yang diselenggarakan oleh lembaga kebudayaan milik Kompas Gramedia ini.

Ketika ditemui Tribun Jogja, Robertus pun sedang asyik melihat-lihat dan mencari makna dari karya-karya yang ditampilkan dalam pameran bertajuk "Tanda Mata XI" di Gedung BBY itu. Ia berpendapat di setiap pameran yang diselenggarakan, selalu saja ada karya-karya yang menginspirasinya untuk berkarya di bidang ini, dan juga tentunya bagi masyarakat lainnya.

"Apalagi untuk para seniman atau para calon seniman di Yogyakarta, tempat ini menjadi bagian kisah dalam hidupnya. Contohnya seperti seniman Nasirun, Pak Soetopo pun sempat memamerkan karya-karya di sini," kata pria yang bekerja sebagai pendamping gajah melukis ini.

Ia beranggapan tempat-tempat yang menjadi wadah untuk para seniman, salah satunya seperti BBY harus tetap ada dan dilestarikan hingga kapanpun. Tidak hanya menginspirasi masyarakat saja, namun dengan adanya wadah untuk para seniman itu juga bisa menginspirasi seniman lainnya untuk giat berkarya serta memperlihatkan karya-karyanya.

Pameran Seni Rupa "Tanda Mata XI" merupakan pameran yang diselenggarakan oleh BBY untuk memperingati hari jadinya yang ke 34 tahun. Setidaknya ada 30-an karya seni rupa yang dipamerkan pada 3 hingga 10 September 2016 mendatang di ruang pamer BBY.


Karya-karya yang dipamerkan sendiri merupakan karya yang disumbangkan oleh para seniman yang pernah memamerkan karyanya di sini. Mulai dari karya yang dipamerkan pada tahun 1998 hingga tahun 2016. Beberapa di antaranya ada karya dari Linda Kaun dengan judul "Tears of Sadness", yang dipamerkan pada tahun 1998, "Monoloque" pada tahun 2014 dari seniman M. Fadli Abdi dan masih banyak lagi.

Selain kedua nama seniman tersebut, ada beberapa nama seniman lagi yang menyumbangkan karyanya dan ditampilkan dalam "Tanda Mata XI, di antaranya ada Agus Baqul Purnomo, Anggar Prasetyo, Dewa Ngakan Made Ardana, Sri Setyawati Mulyani, Soetopo, Wardi Bajang dan lainnya.

Kepala Bentara Budaya Yogyakarta, Hermanu bercerita, 34 tahun lalu Bentara Budaya mulai melangkah mengabdi pada jalan seni. Bentara Budaya hadir di tengah kehidupan seni budaya Yogyakarta dan Indonesia, karena kebutuhan akan kantong seni pada masa itu. Ketika itu hanya ada beberapa gedung kesenuan yang dapat menampung kebutuhan para perupa yang jumlahnya sangat banyan di Yogyakarta.

Malah di tengah keterbatasan kantong seni itupun, beberapa gedung kesenian seperti menolak kehadiran para seniman otodidak, yang bermaksud memamerkan karyanya, dan hanya seniman yang memiliki latar belakang akademis yang diterima. Melihat kenyataan tersebut, Sindhunata, yang ketika itu masih menjadi wartawan Harian Kompas menyampaikan situasi tersebut pimpinan Kompas, Jakob Oetama.

"Mendengar hal tersebur, Pak Jakob langsung merespon dengan segera. Kebetulan ada sebuah gedung yang belum dimanfaatkan oleh Toko Buku Gramedia. Maka dalam waktu singkat, terbentuklah lembaga kebudayaan Kompas Gramedia yang siap beroperasi dengan nama Bentara Budaya," tutur Hermanu. (*)

 

Berita Terpopuler


...
Raden Ayu Lasminingrat Tokoh Intelektual Pertama

by museum || 24 Oktober 2022

Raden Ayu Lasminingrat terlahir dengan nama Soehara pada than 1843, merupakan putri seorang Ulama/Kyai, Penghulu Limbangan dan Sastrawan Sunda, Raden Haji Muhamad Musa dengan Raden Ayu Ria. Lasmi ...


...
Batik Kawung

by museum || 02 Juni 2022

Batik merupakan karya bangsa Indonesia yang terdiri dari perpaduan antara seni dan teknologi oleh leluhur bangsa Indonesia, yang membuat batik memiliki daya tarik adalah karena batik memiliki corak ...


...
Siklus Air: Definisi, Proses, dan Jenis Siklus Air

by museum || 04 Juli 2023

Air merupakan salah satu sumber daya alam yang diperlukan untuk kelangsungan hidup makhluk hidup di bumi. Untungnya, air adalah sumber daya alam terbarukan. Proses pembaharuan air berlangsung dalam ...


...
Pahlawan Perintis Pendidikan Perempuan Jawa Barat Raden Dewi Sartika (1884-1947)

by museum || 24 Mei 2022

Raden Dewi Sartika dilahirkan tanggal 4 Desember 1884 di Cilengka, Jawa Barat, puteri Raden Somanagara dari ibu Raden Ayu Rajapermas. Dewi Sartika menumpuh Pendidikan di Cicalengka. Di sekolah ia ...


...
Laksamana Malahayati Perempuan Pejuang yang berasal dari Kesultaan Aceh.

by museum || 12 September 2022

Malahayati adalah salah seorang perempuan pejuang yang berasal dari Kesultanan Aceh. Sebagai perempuan yang berdarah biru, pda tahun 1585-1604, ia memegang jabatan Kepala Barisan Pengawal Istana ...



Berita Terkait


...
Inilah Sabda Tama Sultan HB X

by admin || 11 Mei 2012

YOGYA (KRjogja.com) - Sabda tama yang disampaikan oleh Raja Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Sri Sultan HB, secara lugas menegaskan akan posisi tawar Kraton dan Pakualaman dalam NKRI. Sabda tama ini ...


...
Permasalahan Pakualaman Juga Persoalan Kraton

by admin || 11 Mei 2012

YOGYA (KRjogja.com) - Kerabat Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, KRT Hadi Jatiningrat menafsirkan sabda tama Sri Sultan Hamengku Buwono X, sebagai bentuk penegasan bahwa persoalan yang menyangkut ...


...
PENTAS TEATER 'GUNDALA GAWAT'

by admin || 18 Juni 2013

"SIFAT petir itu muncul secara spontan, mendadak, tidak memilih sasaran. Beda dengan petir yang di lapas Cebongan. Sistemik, terkendali," ujar Pak Petir.Pernyataan tersebut lalu dikomentari super ...





Copyright@2024

Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Daerah Istimewa Yogyakarta