Ikuti Lomba Napeni Gabah dan Nylumbat Kambil Cuma Disini

by admin|| 08 September 2016 || 27.655 kali

...

Yogyakarta, Indonesia - www.gudeg.net - Sebanyak 9 kelompok gejog lesung dikawasan DIY akan meramaikan kegiatan Festival Lesung Keistimewaan (FLK) dalam rangka memperingati bergabungnya NKRI 5 September. Demikian informasi tersebut disampaikan oleh Agus Sunandar, Sekretaris Panitia kegiatan FLK saat bertemu dengan Tim Gudegnet di Dinas Kebudayaan, DIY.

"Kegiatan ini merupakan bentuk respon keresahan kami akan budaya tradisional yang semakin hilang, inisiasi ini sekaligus sebagai bentuk tanggapan masyarakat disekitar Dukuh, Banyuraden, Gamping, Sleman yang hampir saat ini tidak memiliki ragam kesenian. Padahal dulunya banyak," jelasnya.

Sembilan kelompok gejog lesung tersebut diantaranya adalah Gejog Lesung Asem Gede (Kalibawang, KP), Dewi Arum (Sleman), Bangunjiwo (Bantul), Gejog Lesung Rosa (Sentolo), Cahaya Pintar (Nglipar), Nyutra Budaya (Wirogunan),  Gejog Lesung 'mBeling' dan sejumlah penampil lainnya.

Tak hanya itu, kegiatan juga akan diramaikan aktivitas tradisional lain berupa lomba napeni beras dan nylumbat kelapa (mengupas kelapa). "Prediksi kami, acara ini akan banyak peminatnya, terutama generasi muda yang memang penasaran dengan aktivitas ini," katanya.

Acara ini, diakui Agus merupakan bentuk rekonstruksi sosio kultural yang disadari memang sudah mulai punah ditelan perkembangan jaman. Sehingga, diharapkan dapat menjadi role model sekaligus dapat menjadi kalender event di Dinas Kebudayaan, DIY.

Dilokasi yang sama, Bambang Marsamtoro, Kasi Sejarah Disbud DIY mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk dukungan dinas kepada seni tradisi yang ada di DIY. "Tugas Dinas Kebudayaan yakni turut berperan serta dalam melestarikan, memelihara dan mengembangkan. Gejog lesung kan masih ada dibeberapa kampung, paguyubannya juga masih ada, dinas lebih memfasilitasi itu." ungkapnya.

Acara esok akan berlangsung ada 9 - 10 September 2016 mulai jam 15.00 WIB dan rencananya akan dibuka oleh GKR Mangkubumi serta perwakilan dari Dinas Kebudayaan, DIY.

Berita Terpopuler


...
Raden Ayu Lasminingrat Tokoh Intelektual Pertama

by museum || 24 Oktober 2022

Raden Ayu Lasminingrat terlahir dengan nama Soehara pada than 1843, merupakan putri seorang Ulama/Kyai, Penghulu Limbangan dan Sastrawan Sunda, Raden Haji Muhamad Musa dengan Raden Ayu Ria. Lasmi ...


...
Batik Kawung

by museum || 02 Juni 2022

Batik merupakan karya bangsa Indonesia yang terdiri dari perpaduan antara seni dan teknologi oleh leluhur bangsa Indonesia, yang membuat batik memiliki daya tarik adalah karena batik memiliki corak ...


...
Siklus Air: Definisi, Proses, dan Jenis Siklus Air

by museum || 04 Juli 2023

Air merupakan salah satu sumber daya alam yang diperlukan untuk kelangsungan hidup makhluk hidup di bumi. Untungnya, air adalah sumber daya alam terbarukan. Proses pembaharuan air berlangsung dalam ...


...
Pahlawan Perintis Pendidikan Perempuan Jawa Barat Raden Dewi Sartika (1884-1947)

by museum || 24 Mei 2022

Raden Dewi Sartika dilahirkan tanggal 4 Desember 1884 di Cilengka, Jawa Barat, puteri Raden Somanagara dari ibu Raden Ayu Rajapermas. Dewi Sartika menumpuh Pendidikan di Cicalengka. Di sekolah ia ...


...
Laksamana Malahayati Perempuan Pejuang yang berasal dari Kesultaan Aceh.

by museum || 12 September 2022

Malahayati adalah salah seorang perempuan pejuang yang berasal dari Kesultanan Aceh. Sebagai perempuan yang berdarah biru, pda tahun 1585-1604, ia memegang jabatan Kepala Barisan Pengawal Istana ...



Berita Terkait


...
Inilah Sabda Tama Sultan HB X

by admin || 11 Mei 2012

YOGYA (KRjogja.com) - Sabda tama yang disampaikan oleh Raja Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Sri Sultan HB, secara lugas menegaskan akan posisi tawar Kraton dan Pakualaman dalam NKRI. Sabda tama ini ...


...
Permasalahan Pakualaman Juga Persoalan Kraton

by admin || 11 Mei 2012

YOGYA (KRjogja.com) - Kerabat Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, KRT Hadi Jatiningrat menafsirkan sabda tama Sri Sultan Hamengku Buwono X, sebagai bentuk penegasan bahwa persoalan yang menyangkut ...


...
PENTAS TEATER 'GUNDALA GAWAT'

by admin || 18 Juni 2013

"SIFAT petir itu muncul secara spontan, mendadak, tidak memilih sasaran. Beda dengan petir yang di lapas Cebongan. Sistemik, terkendali," ujar Pak Petir.Pernyataan tersebut lalu dikomentari super ...





Copyright@2024

Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Daerah Istimewa Yogyakarta