by admin|| 08 September 2021 || || 1.733 kali
Hari Aksara Internasional ditetapkan pada tanggal 8 September yang diumumkan oleh UNESCO pada 17 November 1965 sebagai peringatan untuk menjaga pentingnya melek huruf bagi setiap manusia, komunitas, dan masyarakat.
Dalam rangka memeriahkan Hari Aksara Internasonal ini, Dinas Kebudayaan DIY (Kundha Kabudayan) mengadakan rangkaian webinar yang diselenggarakan setiap hari sejak tanggal 1 September 2021 hingga acara puncak berupa talkshow ditanggal 8 September 2021. Dalam acara ini mengusung tema “Aksara Jawa Anjayeng Buwana” yang artinya Aksara Jawa Jaya Mendunia.
Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X menyampaikan sambutannya bahwa hari Aksara Internasional ini menjadi momentum bangkitnya kembali aksara Jawa dan harus bisa survive dan lestari serta dapat bisa hadir di ranah digital seperti saat ini. Yogyakarta sebagai kota Hanacaraka adalah bagian dari gerakan budaya untuk mempercepat dan pelaziman aksara Jawa di ranah digital.
Dalam pemaparannya Kepala Dinas Kebudayaan DIY, Dian Lakshmi Pratiwi, S.S., M.A. menyampaikan bahwa aksara Jawa ini wajib dilestarikan. Digitalisasi aksara Jawa merupakan salah satu cara pembiasaan penggunaan aksara Jawa dalam langkah pengembangan. Hal ini perlu dilakukan pelaziman yaitu pembudayaan dalam menggunakan aksara Jawa, serta dilakukan dalam tiga ranah yaitu:
Acara ini juga turut dihadiri oleh KPH Notonegoro, inisatior kongres aksara Jawa, serta Drs. Bahtiar Nurhidayat selaku Kepala Bidang Perencanaan dan Pengembangan Mutu Pendidikan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Provinsi DIY yang juga turut menyampaikan paparannya terkait tema “Aksara Jawa Anjayeng Buwana” dan pelestarian aksara Jawa dikalangan anak muda dan remaja.
Pada akhir acara terdapat peluncuran dan pengesahan Kota Yogyakarta sebagai Kota Hanacaraka oleh Kepala Dinas Kebudayaan DIY. Serta peluncuruan jingle “Ini Yogyakarta Kota Hanacaraka” yang dibawakan oleh Genk Kobra, sebagai lagu untuk turut serta memeriahkan Kota Yogyakarta sebagai Kota Hanacaraka yang telah disahkan dan diluncurkan bersamaan dengan Hari Aksara Internasional pada tanggal 8 September 2021.
(Anggia)
by museum || 04 Juli 2023
Air merupakan salah satu sumber daya alam yang diperlukan untuk kelangsungan hidup makhluk hidup di bumi. Untungnya, air adalah sumber daya alam terbarukan. Proses pembaharuan air berlangsung dalam ...
by museum || 02 Juni 2022
Batik merupakan karya bangsa Indonesia yang terdiri dari perpaduan antara seni dan teknologi oleh leluhur bangsa Indonesia, yang membuat batik memiliki daya tarik adalah karena batik memiliki corak ...
by museum || 24 Oktober 2022
Raden Ayu Lasminingrat terlahir dengan nama Soehara pada than 1843, merupakan putri seorang Ulama/Kyai, Penghulu Limbangan dan Sastrawan Sunda, Raden Haji Muhamad Musa dengan Raden Ayu Ria. Lasmi ...
by museum || 12 September 2022
Malahayati adalah salah seorang perempuan pejuang yang berasal dari Kesultanan Aceh. Sebagai perempuan yang berdarah biru, pda tahun 1585-1604, ia memegang jabatan Kepala Barisan Pengawal Istana ...
by museum || 24 Mei 2022
Raden Dewi Sartika dilahirkan tanggal 4 Desember 1884 di Cilengka, Jawa Barat, puteri Raden Somanagara dari ibu Raden Ayu Rajapermas. Dewi Sartika menumpuh Pendidikan di Cicalengka. Di sekolah ia ...
by bahasa || 21 April 2021
Terakhir diadakan pada 1922, Kongres Aksara Jawa kembali diselenggarakan pada 22 sampai 26 Maret 2021 di Yogyakarta. Kongres Aksara Jawa I (KAJ I) ini diadakan karena aksara Jawa sudah semakin jarang ...
by bahasa || 21 April 2021
Kongres Aksara Jawa (KAJ) I digelar Senin (22/3) hingga Jumat (26/3) di Yogyakarta. Lewat kongres ini, diharapkan aksara Jawa bisa kembali bangkit di era digital ini. Saat pembukaan, Gubernur DIY Sri ...
by bahasa || 26 April 2021
Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta menggelar Cipta Dongeng 2021. Gelaran ini guna memotivasi masyarakat mengembangkan cerita-cerita dan dongeng-dongeng yang berasal dari lingkungan ...