by admin|| 21 September 2021 || || 5.498 kali
Setelah mengalami pasang surut pembahasan, status keistimewaan akhirnya diatur dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2012 tentang Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta yang ditetapkan pada tanggal 31 Agustus 2012.
Bahwa Negara mengakui dan menghormati satuan-satuan pemerintahan daerah yang bersifat khusus atau bersifat istimewa yang diatur dengan undang-undang. Bahwa Kasultanan Yogyakarta dan Kadipaten Pakualaman telah mempunyai wilayah, pemerintahan, dan penduduk sebelum lahirnya NKRI. Bahwa Kasultanan Yogyakarta dan Kadipaten Pakualaman memberikan sumbangsih yang besar dalam mempertahankan, mengisi, dan menjaga keutuhan NKRI.
Untuk memperingati hal tersebut, Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayaan) DIY mengadakan rangkaian acara dengan tujuan untuk memperingati Hari Kesitimewaan: 9 Tahun Pengesahan Undang-Undang Keistimewaan No. 13 Tahun 2012.
Rangkaian acara yang pertama yaitu telah diadakannya Dialog Sambung Rasa “Saiyeg Saeka Kapti #1” yang disiarkan secara langsung melalui kanal youtube Tasteofjogja Disbud DIY pada Selasa, 31 Agustus 2021. Acara ini menghadirkan Kepala Dinas Kebudayaan DIY, Sekretaris Dinas, Kepala Museum Sonobudoyo, Kepala Taman Budaya Yogyakarta, serta Kepala Bidang-Kepala Bidang di Dinas Kebudayaan DIY dan acara dibuka dengan keroncong millennial dari Omah Cangkem.
Saiyeg Saeka Kapti ini memiliki arti kerukunan, persaudaraan, dan gotong royong. Oleh karena itu dengan diadakannya Dialog Sambung Rasa ini, Dinas Kebudayaan DIY ingin turut merayakan Hari Keistimewaan dengan berbagi cerita kepada masyakarakat mengenai bagaimana gotong royong berbagai bidang di Dinas Kebudayaan DIY selama ini dalam melayani masyarakat dalam bidang seni dan budaya.
Rangkaian acara yang kedua yakni Sambung Rasa “Saiyeg Saeka Kapti #2” yang disiarkan lansung di Adi TV dan kanal youtube Tasteofjogja pada hari Sabtu, 18 September 2021. Pada rangkaian acara ini menghadirkan Kepala Dinas Kebudayaan DIY, Dewan Kebudayaan DIY, Ketua Komisi-D DPRD DIY, dan anggota DPRD DIY serta diisi penampilan hiburan dari Yenni Lukita—Ekstravagongso.
Berbeda dengan rangkaian acara sebelumnya, pada Saiyeg Saeka Kapti #2 ini menampilkan sejarah awal mula bagaimana predikat Keistimewaan disematkan pada Yogyakarta, serta talkshow yang dihadiri narasumber-narasumber diatas yang turut membicarakan Kebudayaan Yogyakarta yang menjadi hal krusial dalam membentuk peradaban di masa depan.
(Anggia)
by museum || 04 Juli 2023
Air merupakan salah satu sumber daya alam yang diperlukan untuk kelangsungan hidup makhluk hidup di bumi. Untungnya, air adalah sumber daya alam terbarukan. Proses pembaharuan air berlangsung dalam ...
by museum || 02 Juni 2022
Batik merupakan karya bangsa Indonesia yang terdiri dari perpaduan antara seni dan teknologi oleh leluhur bangsa Indonesia, yang membuat batik memiliki daya tarik adalah karena batik memiliki corak ...
by museum || 24 Oktober 2022
Raden Ayu Lasminingrat terlahir dengan nama Soehara pada than 1843, merupakan putri seorang Ulama/Kyai, Penghulu Limbangan dan Sastrawan Sunda, Raden Haji Muhamad Musa dengan Raden Ayu Ria. Lasmi ...
by museum || 24 Mei 2022
Raden Dewi Sartika dilahirkan tanggal 4 Desember 1884 di Cilengka, Jawa Barat, puteri Raden Somanagara dari ibu Raden Ayu Rajapermas. Dewi Sartika menumpuh Pendidikan di Cicalengka. Di sekolah ia ...
by museum || 18 September 2023
Limbah merupakan masalah besar yang dirasakan di hampir setiap negara. Jumlah limbah akan semakin bertambah seiring berjalannya waktu. Permasalahan sampah timbul dari berbagai sektor terutama dari ...
by admin || 11 Mei 2012
YOGYA (KRjogja.com) - Sabda tama yang disampaikan oleh Raja Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Sri Sultan HB, secara lugas menegaskan akan posisi tawar Kraton dan Pakualaman dalam NKRI. Sabda tama ini ...
by admin || 11 Mei 2012
YOGYA (KRjogja.com) - Kerabat Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, KRT Hadi Jatiningrat menafsirkan sabda tama Sri Sultan Hamengku Buwono X, sebagai bentuk penegasan bahwa persoalan yang menyangkut ...
by admin || 18 Juni 2013
"SIFAT petir itu muncul secara spontan, mendadak, tidak memilih sasaran. Beda dengan petir yang di lapas Cebongan. Sistemik, terkendali," ujar Pak Petir.Pernyataan tersebut lalu dikomentari super ...