Typeface Aksara Jawa dari Manual ke Digital

by bahasa|| 04 Agustus 2021 || || 2.704 kali

...

Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Daerah Istimewa Yogyakarta, kembali menggelar webinar yang membahas Typeface Aksara Jawa dari Manual ke Digital. Hal itu mengingat aksara Jawa merupakan bahan dasar pembuatan manuskrip. Dimana manuskrip merupakan bagian unsur kebudayaan yang perlu mendapakan perhatian. Dipertegas dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2017 Tentang Pemajuan Kebudayaan pasal 5, manuskrip merupakan salah satu Objek dalam pemajuan kebudayaaan.

Pada kesempatan itu menghadirkan Arif Budiarto. Seorang programer yang memiliki perhatian terhadap perkembangan aksara jawa, terutama aksara Jawa di ranah digital. Langgam penulisan aksara Jawa dipengaruhi oleh media tulisnya. Ada beberapa media aksara Jawa dilalaui dalam perjalanannya hingga kini.

  1. Batu, merupakan media awal yang digunakan untuk menuliskan aksara Jawa. Pada masa ini, aksara Jawa masih berbentuk aksara Palawa yang kemudian berevolusi menjadi aksara Jawa Kuna. Bentuk tulisan aksara Jawa bermedia batu sangat khas yaitu kaku dan besar-besar, karena menulis pada media batu itu susah.
  2. Logam, pada masa Jawa Kuna logam digunakan untuk menulis hal-hal yang penting, bukan untuk keseharian.
  3. Lontar, memiliki tektur garis-garis horisontal yang tebal. Lontar ditulis dengan menggunakan pisau. kemudian di atasnya dioles minyak kemiri sehingga seperti tinta.
  4. Kertas, ada dluwang dan kertas eropa. Di masa ini tulisan manusia mejadi lebih beragam, karena tangan kita lebih luwes dalam menggoreskan. Muncul banyak laggam atau gaya penulisan aksara jawa. Laggam penulisan berkembang secara geografis, setiap wilayah mengembangkan bentuk-bentuknya sendiri, Yogyakarta, Surakarta, Cirebon, dan lain-lain.
  5. Digital, pada masa ini kreator fon lebih bebas dalam mengembangkan fon, sehingga muncul banyak sekali langgam didukung dengan kemudahan akses informasi. Seperti, nedhak dari naskah langsung atau mengkresikan menjadi kaligrafi atau lainnya.

Kepala seksi bahasa sastra Setya Amrih Prasaja, S.S. menyambut baik webinar ini, aksara Jawa waktunya hadir di rumahnya sendiri. Kegagalan kita dalam mendaftarkan ke ICANN karena saat ini aksara Jawa hanya digunakan di ranah pendidikan, sejarah, budaya, dan dekoratif, bukan sebagai aksara pengantar dalam berkomunikasi sehari-hari.

Sangat disayangkan ketika kita yang berbahasa Jawa yang sejatinya memiliki aksara Jawa namun malah jauh-jauh meminjam aksara Latin. Kemudian ketika kita mencoba menggunakan aksara Jawa di ranah digital, yang muncul separo, kotak-kotak, atau malah tidak terbaca sistem. Maka dari itu, mau tidak mau kita harus konsisten mengunakan aksara Jawa, dalam menulis, whatsapp, media masa mari kita penuhi dengan menggunakan aksara Jawa. (HAY)

Berita Terpopuler


...
Raden Ayu Lasminingrat Tokoh Intelektual Pertama

by museum || 24 Oktober 2022

Raden Ayu Lasminingrat terlahir dengan nama Soehara pada than 1843, merupakan putri seorang Ulama/Kyai, Penghulu Limbangan dan Sastrawan Sunda, Raden Haji Muhamad Musa dengan Raden Ayu Ria. Lasmi ...


...
Batik Kawung

by museum || 02 Juni 2022

Batik merupakan karya bangsa Indonesia yang terdiri dari perpaduan antara seni dan teknologi oleh leluhur bangsa Indonesia, yang membuat batik memiliki daya tarik adalah karena batik memiliki corak ...


...
Siklus Air: Definisi, Proses, dan Jenis Siklus Air

by museum || 04 Juli 2023

Air merupakan salah satu sumber daya alam yang diperlukan untuk kelangsungan hidup makhluk hidup di bumi. Untungnya, air adalah sumber daya alam terbarukan. Proses pembaharuan air berlangsung dalam ...


...
Pahlawan Perintis Pendidikan Perempuan Jawa Barat Raden Dewi Sartika (1884-1947)

by museum || 24 Mei 2022

Raden Dewi Sartika dilahirkan tanggal 4 Desember 1884 di Cilengka, Jawa Barat, puteri Raden Somanagara dari ibu Raden Ayu Rajapermas. Dewi Sartika menumpuh Pendidikan di Cicalengka. Di sekolah ia ...


...
Laksamana Malahayati Perempuan Pejuang yang berasal dari Kesultaan Aceh.

by museum || 12 September 2022

Malahayati adalah salah seorang perempuan pejuang yang berasal dari Kesultanan Aceh. Sebagai perempuan yang berdarah biru, pda tahun 1585-1604, ia memegang jabatan Kepala Barisan Pengawal Istana ...



Berita Terkait


...
Aksara Jawa Menolak Punah

by bahasa || 21 April 2021

Terakhir diadakan pada 1922, Kongres Aksara Jawa kembali diselenggarakan pada 22 sampai 26 Maret 2021 di Yogyakarta. Kongres Aksara Jawa I (KAJ I) ini diadakan karena aksara Jawa sudah semakin jarang ...


...
KAJ Berupaya Membangkitkan Kembali Aksara Jawa

by bahasa || 21 April 2021

Kongres Aksara Jawa (KAJ) I digelar Senin (22/3) hingga Jumat (26/3) di Yogyakarta. Lewat kongres ini, diharapkan aksara Jawa bisa kembali bangkit di era digital ini. Saat pembukaan, Gubernur DIY Sri ...


...
Dinas Kebudayaan DIY Gelar Cipta Dongeng 2021

by bahasa || 26 April 2021

Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta menggelar Cipta Dongeng 2021. Gelaran ini guna memotivasi masyarakat mengembangkan cerita-cerita dan dongeng-dongeng yang berasal dari lingkungan ...





Copyright@2024

Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Daerah Istimewa Yogyakarta