Ekskavasi Arkeologi di Bekas Lokasi Keputren Keraton Plered Pada Tahun 2023

by pamongbudaya|| 21 Agustus 2024 || || 177 kali

...

Kerajaan Mataram Islam pernah menjadikan wilayah yang saat ini dikenal dengan nama Pleret di Kapanewon Pleret, Bantul sebagai ibukota kerajaannya pada tahun 1646-1677. Seperti Keraton Yogyakarta yang kita kenal sekarang ini, maka di Keraton Pleret pun sudah terdapat beberapa bagian keraton dan pendukungnya. Hal ini dapat ditelusuri dari beberapa toponimi yang ada di wilayah ini dan menurut beberapa sumber tertulis seperti dalam Babad Momana dan Babad Sangkala. Salah satu dari toponimi tersebut adalah Keputren, dan yang lainnya antara lain adalah Kauman, Pungkuran, Kanoman dan Segarayasa. Keputren adalah bagian dari istana atau keraton yang digunakan sebagai tempat tinggal para putri raja. Menurut peta tahun 1897, Keputren Keraton Plered berada di sebelah luar tembok keliling (cepuri). Hal ini sama dengan yang ada di Keraton Kartasura, hanya bedanya di Kartasura berada di timur cepuri sedangkan di Plered berada di barat cepuri. Hal ini berbeda dengan kondisi di Keraton Yogyakarta misalnya, yang letak keputren berada di dalam cepuri.

Untuk memperoleh informasi lebih lanjut tentang keberadaan Keputren Keraton Plered dan sekaligus mengecek informasi yang berkembang di masyarakat mengenai tempat ini, maka Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) DIY mengadakan kegiatan ekskavasi/penggalian arkeologi di lokasi yang diduga keputren Keraton Plered. Lokasi yang dipilih adalah lahan kosong yang kini berfungsi sebagai kebun dan kandang ternak masyarakat yang terletak di antara Gedung Serbaguna Keputren dan SD Negeri Putren, Pleret. Ekskavasi berlangsung antara pertengahan bulan Agustus hingga minggu pertama bulan September tahun 2023.

Hasil dari ekskavasi di tempat ini adalah adanya temuan struktur batu bata, struktur batu bata dan batu andesit, serta struktur lantai dari batu bata. Selain itu ditemukan juga pecahan (fragmen) gerabah sebanyak 221 keping, pecahan keramik 55 keping, logam 15 keping, gigi hewan 5 keping, tulang hewan 3 keping, batu andesit 5 buah dan batu putih 1 buah. Struktur batu bata yang ada di tempat ini diduga dulunya adalah sisa pondasi bangunan pagar dan ada juga yang merupakan sisa dari bangunan saluran air. Sedangkan fragmen gerabah dan keramik diidentifikasi sebagai wadah yang diduga terkait dengan bangunan saluran air yaitu berfungsi sebagai wadah penyimpan air.

Seluruh hasil temuan dari kegiatan ekskavasi ini didokumentasikan baik dalam bentuk tulisan, gambar maupun foto. Temuan berupa pecahan gerabah dan benda-benda lain diambil dari lokasi tersebut untuk disimpan di museum, sedangkan untuk struktur batu bata dan yang sejenisnya ditimbun kembali setelah sebelumnya diberi penutup dan tanda yang menunjukkan pernah dilakukan ekskavasi pada lokasi tersebut. Penimbunan kembali dilakukan agar temuan tetap aman berada di bawah permukaan tanah. Menampilkan hasil temuan struktur batu bata di tempat ini tidak mungkin dilakukan karena tanah tempat ekskavasi masih dimiliki masyarakat dan masih digunakan untuk aktivitas lainnya. Foto di awal tulisan ini adalah struktur yang ditemukan pada ekskavasi arkeologi di bekas lokasi keputren Keraton Plered. Tampak di beberapa bagian ada pohon pisang milik warga masyarakat pemilik tanah ini. (DD)

Artikel Terpopuler


...
Istilah - Istilah Gamelan dan Seni Karawitan

by admin || 07 Maret 2014

Ada-ada. Bentuk lagu dari seorang dhalang, umumnya digunakan dalam menggambarkan suasana yang tegang atau marah, hanya diiringi dengan gender.    Adangiyah. Nama dari jenis ...


...
Istilah- Istilah Gerakan Tari  Gaya  Yogyakarta

by admin || 05 Maret 2014

Ngithing. Posisi tangan dengan mempertemukan ujung jari tengah ibu jari membentuk lingkaran, sedangkan jari-jari lainnya agak diangkat keatas dengan masing-masing membentuk setengah ...


...
Kanjeng Raden Tumenggung Madukusumo

by admin || 04 Maret 2014

Kanjeng Raden Tumenggung Madukusumo. Dilahirkan pada tanggal 22 Maret 1899 di Yogyakarta Putera Ngabehi Prawiroreso ini pada tahun 1909 tamat Sekolah Dasar di Gading dan Tahun 1916 masuk menjadi abdi ...



Artikel Terkait


...
Tantangan Pendirian Bangunan di Situs Cagar Budaya

by pamongbudaya || 29 Oktober 2019

Pasal 9 Undang-Undang Republik Indonesia No. 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya menyebutkan bahwa suatu lokasi dapat ditetapkan sebagai situs cagar budaya apabila 1) mengandung benda cagar budaya, ...


...
Penataan Situs Kauman Pleret di Tahun 2016

by pamongbudaya || 24 Februari 2020

Situs Kauman Pleret/Situs Pleret terletak di Desa Pleret, Kecamatan Pleret, Kabupaten Bantul, sekitar 300 meter di barat laut Pasar Pleret. Situs ini dahulu merupakan masjid agung Keraton Pleret di ...


...
Penataan Situs Kauman Pleret di Tahun 2017

by pamongbudaya || 24 Februari 2020

Situs Kauman Pleret/Situs Pleret terletak di Desa Pleret, Kecamatan Pleret, Kabupaten Bantul, tidak jauh dari lokasi Pasar Pleret. Situs ini dahulu merupakan masjid agung Keraton Pleret di masa ...





Copyright@2024

Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Daerah Istimewa Yogyakarta