by admin|| 26 Juni 2013 || 96.850 kali
oleh GBPH Joyokusumo
by admin|| 18 Juni 2013 || 103.328 kali
.
by admin|| 15 Januari 2013 || 81.178 kali
-
by admin|| 15 Januari 2013 || 279.863 kali
.
by admin|| 15 Januari 2013 || || 199.921 kali
KRATON Ngayogyakarta juga menggunakan musik untuk berbagai tanda. Misalnya tentang membuka dan menutup pintu plengkung dan juga untuk mengiringi jalannya prajurit. Dalam buku Kraton Histori and Culture dipaparkan tentang gendhing dan gamelan di Kraton Ngayogyakarta.Misalnya gendhing repeli diikuti dengan clunthang suara drum, menunjukkan waktu pukul 05.00 pagi. Itu sebagai tanda membuka pintu plengkung atau gerbang benteng. Demikian pula ketika menutup pintu gerbang ada gendhing sendiri bahkan ...
by admin|| 15 Januari 2013 || 138.126 kali
KADIPATEN Pakualaman ternyata juga mempunyai kereta kebesaran. Diantaranya ada empat kereta yang tersimpan di museum Pura Pakualaman. Menurut MW Sestradirja dari Kapaniteraan Pura Pakualaman kereta itu masing-masing Kangjeng Kyai Manik Kumala, Kangjeng Nyai Rara Kumenyar, Kangjeng Kyai Manik Braja dan Kangjeng Kyai Brajanala.Kangjeng Kyai Manik Kumala dibuat tahun 1800 - 1810 di London Inggris. Kereta ini digunakan untuk kirab upacara jumenengan. Kangjeng Nyai Manik Braja merupakan hadiah dari ...
by admin|| 15 Januari 2013 || 284.239 kali
GAMELAN Kyai Guntur Laut yang sekarang berada di Kraton Ngayogyakarta dipercaya berasal dari zaman Majapahit. Konon gamelan munggang ansamble sederhana itu dulunya dianggap suci, hanya dimainkan pada saat ada acara kenegaraan yang penting. Dalam buku Kraton Jogja The History and Cultural Heritage disebutkan, pada tahun 1755 raja Surakarta Hadiningrat Sunan Pakubuwono III mengizinkan gamelan tersebut dimainkan untuk menyambut Sultan Hamengkubuwono I pada saat penandatanganan perjanjian ...
by admin|| 15 Januari 2013 || 298.431 kali
.