by ifid|| 24 April 2025 || || 160 kali
Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) melalui Dinas Kebudayaan (kundha Kabudayan) DIY, kembali menghelat gala premiere “Jogja Film Pitch & Fund” atau peluncuran film pendek hasil fasilitasi Dana Keistimewaan 2024 pada Kamis (24/4/2025). Pemanfaatan dana tersebut berhasil disalurkan kepada empat film pendek terpilih yakni Cerita Sepanjang Jalan, Kholik, Wali, dan Saat Lanjut Usia.
Kepala Dinas Kebudayaan (Kundah Kabudayan) DIY, Dian Lakshmi Pratiwi,S.S., M.A., turut hadir dan memberikan apresiasinya dalam acara Gala Premier film "Pitch and Fund" yang berlangsung meriah di [Nama Tempat Gala Premier] pada [Tanggal Gala Premier]. Dalam kesempatan tersebut, beliau menyampaikan pandangannya mengenai film yang mengangkat sinergi antara dunia startup dan kreativitas dengan latar belakang Yogyakarta ini.
Dian Lakshmi Pratiwi menyatakan bahwa film "Pitch and Fund" merupakan representasi yang baik dari semangat inovasi dan kolaborasi yang menjadi ciri khas Yogyakarta. Menurutnya, film ini tidak hanya menyajikan hiburan yang menarik, tetapi juga mampu mengangkat potensi dan dinamika perkembangan ekonomi kreatif di wilayahnya.
"Kami dari Pemerintah Daerah sangat mengapresiasi hadirnya film 'Pitch and Fund'. Karya ini secara tidak langsung mempromosikan Yogyakarta sebagai rumah bagi ide-ide kreatif dan semangat kewirausahaan," ujar Dian Lakshmi Pratiwi dalam sambutannya di atas panggung sebelum pemutaran film dimulai. "Pengambilan gambar di berbagai lokasi di Yogyakarta juga menjadi daya tarik tersendiri, menampilkan keindahan dan keunikan daerah kita kepada khalayak yang lebih luas."
Lebih lanjut, Kepala Dinas Kebudayaan DIY menyoroti bagaimana film ini dapat menjadi inspirasi bagi generasi muda Yogyakarta untuk berani mengembangkan ide-ide mereka dan mencari dukungan untuk mewujudkannya. Ia berharap film "Pitch and Fund" dapat memicu munculnya lebih banyak lagi karya-karya kreatif dari Yogyakarta yang memiliki nilai ekonomi dan budaya.
"Film ini memiliki pesan yang kuat tentang kolaborasi, ketekunan, dan keberanian dalam menghadapi tantangan, nilai-nilai yang sangat relevan dengan semangat Jogja. Kami berharap film ini dapat memberikan dampak positif bagi perkembangan industri film dan ekonomi kreatif di daerah kita," imbuh Dian Lakshmi Pratiwi.
Kehadiran Kepala Dinas Kebudayaan DIY dalam acara gala premier ini menunjukkan dukungan kuat dari pemerintah daerah terhadap perkembangan sektor perfilman dan ekonomi kreatif di Yogyakarta. Apresiasi yang diberikan diharapkan dapat menjadi motivasi bagi para sineas lokal untuk terus menghasilkan karya-karya berkualitas yang mengangkat potensi dan keunikan Yogyakarta.
Dian Lakshmi Pratiwi mengatakan gala premier ini bukan sekadar selebrasi karya, melainkan bentuk pertanggungjawaban kreatif kepada publik. Ia berharap sinema lokal bisa tumbuh dan berbicara dengan bahasa serta identitasnya sendiri.
“Kami ingin bersama dengan para filmmaker, teman-teman komunitas perfilman di DIY selalu akan tetap menjaga ekosistem, pemeliharaan, dan pengembangan perfilman di Indonesia,” ujar Dian di Grand Kangen Hotel, Jogja pada Kamis (24/4/2025).
Dian menjelaskan proses pemilihan Jogja Film Pitch & Fund dibantu oleh tenaga profesional atau tim ahli, yakni kurator dan supervisor dari seniman lokal Jogja. Dinas Kebudayaan DIY, kata dia, memberikan kebebasan seluas-luasnya kepada mereka untuk mengawal proses pemilihan dari hulu sampai hilir.
Kurasi Ketat Jogja Film Pitch & Fund
Perwakilan Kurator Jogja Film Pitch & Fund, Dwi Sujanti Nugraheni berujar pemilihan film sudah melalui proses yang ketat. Salah satu penilaian dari timnya adalah naskah. Tidak hanya itu, timnya juga melihat detail portofolionya, seperti pertimbangan budget dan pesan yang ingin disampaikan ke penonton.
Selain itu, timnya juga memperhatikan betul sosok filmmaker yang mendaftar. Ia menjelaskan kebanyakan filmmaker yang lolos adalah mereka yang memiliki potensi lebih dan tetap berkecimpungan di dunia film kedepannya.
Dwi Sujanti Nugraheni, yang dikenal aktif dalam pengembangan ekosistem perfilman independen di Yogyakarta, menyampaikan pandangannya mengenai film "Pitch and Fund" setelah acara pemutaran perdana. Ia menyoroti bagaimana film ini berhasil merangkai kisah universal tentang perjuangan wirausaha dengan kekhasan atmosfer dan potensi sumber daya manusia kreatif di Yogyakarta.
"Sebagai kurator Jogja Film Pitch & Fund, saya melihat 'Pitch and Fund' memiliki daya tarik yang kuat, tidak hanya dari segi naratif yang inspiratif tetapi juga kemampuannya dalam menampilkan Yogyakarta sebagai lanskap yang mendukung perkembangan ide-ide baru," ujar Dwi Sujanti Nugraheni
Pengambilan gambar di lokasi-lokasi yang familiar bagi kita di Yogyakarta memberikan nilai tambah dan rasa kedekatan bagi penonton lokal. “Kami memilih orang-orang yang kemungkinan besar dia akan tetap lanjut di dunia film. Kami juga mempertimbangkan kesuksesan dia ke depan, jadi memang orang-orang yang akan bekerja di film,” ucap Dwi.
Lebih lanjut, Dwi Sujanti Nugraheni menekankan pentingnya film seperti "Pitch and Fund" dalam memicu semangat kolaborasi antara dunia perfilman dan sektor kewirausahaan di Yogyakarta. "Film ini menunjukkan bahwa ide-ide brilian bisa datang dari mana saja, dan Yogyakarta memiliki potensi besar untuk menjadi inkubator bagi talenta-talenta muda di berbagai bidang," tambahnya.
Kehadiran perwakilan kurator dalam acara gala premier ini juga menjadi sinyal kuat dukungan dari komunitas film independen Yogyakarta terhadap produksi film-film lokal yang berani mengangkat isu-isu kontemporer dengan balutan budaya setempat. Diharapkan, apresiasi dari sosok seperti Dwi Sujanti Nugraheni dapat memberikan dorongan lebih bagi para sineas muda Yogyakarta untuk terus berkarya dan menghasilkan film-film berkualitas yang memiliki identitas kuat.
Selain memberikan pandangannya terhadap film, Dwi Sujanti Nugraheni juga menyampaikan harapan agar "Pitch and Fund" dapat menjadi inspirasi bagi para pelaku startup di Yogyakarta untuk tidak takut dalam mempresentasikan ide-ide mereka dan mencari dukungan untuk mewujudkannya. Ia juga berharap film ini dapat membuka peluang bagi kolaborasi yang lebih erat antara industri film dan sektor ekonomi kreatif lainnya di Yogyakarta.
Dengan adanya dukungan dari berbagai pihak, termasuk perwakilan kurator Jogja Film Pitch & Fund, Gala Premier "Pitch and Fund" di Yogyakarta tahun 2025 ini semakin menegaskan posisi Yogyakarta sebagai salah satu pusat perkembangan industri kreatif yang dinamis dan inovatif di Indonesia.
Seperti yang disinggung sebelumnya, gala premiere Jogja Film Pitch & Fund menayangkan empat film. dan akan akan ada diskusi stalah 4 film tersebut di tanyangkan, Gala Premiere Jogja Film pith & Fund ini di buka oleh Sekretaris Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) DIY, Cahyo Widayat, S.H., M.Si. serta di dampingi para kurator Pendanaan Film 2024-2025.
Film Pertama, Cerita Sepanjang Jalan. Film dokumentasi ini berdurasi 37 menit. Feby Setyawati selaku sutradara film dokumenter ini ingin membawa penonton menyusuri kehidupan anak berkebutuhan khusus di Yogyakarta.
Film tersebut menggambarkan aktivitas anak berkebutuhan khusus yang hidup di mobil siaga atau kendaraan medis. Mobil itu dinamai “Untuk Teman”, sebuah representasi dari komunitas yang penuh kasih, gotong royong, dan ketabahan dalam menghadapi tantangan hidup sehari-hari.
Film kedua, Kholik. Film fiksi yang terpilih di Jogja Film Pitch & Fund ini berdurasi 17 menit dan disutradai oleh Mandella Majid. Ia menciptakan tokoh Kholik yang takjub melihat UFO. Pemuda itu bersikukuh melihatnya meskipun masyarakat tak mempercayainya.
Tak ayal, Kholik dianggap “gila” dan justru diramalkan mendapatkan musibah karena melihat pulung gantung. Dalam film tersebut, Mandella menyajikan satir cerdas tentang keyakinan dan realitas. Ia menyorot benturan antara mitos lokal dan logika modern dalam bingkai jenaka dan kritis.
Film Ketiga, Wali. Film garapan Jihad Adjie ini mengangkat tema rekonsiliasi dalam keluarga yang diliputi sejarah kelam. Dalam film berdurasi 23 menit ini Jihad menceritakan seorang anak perempuan yang bersikeras menjadikan ayah kandungnya–eks tahanan politik sebagai wali pernikahannya.
Melalui gala premiere Jogja Film Pitch & Fund, penonton diajak merenung pentingnya kesadaran penerimaan dan penghormatan terhadap sejarah pribadi.
Film Keempat, Saat Lanjut Usia. Film fiksi berdurasi 30 menit ini berkisah tentang tiga sahabat lansia yang harus menghadapi perpisahan karena perubahan hidup masing-masing. Khusnul Khitam selaku sutradara menyajikan perjalanan singkat ketiga sahabat itu saat berada di tepi pantai. Nuansanya cocok untuk dijadikan meditasi sunyi tentang makna dan kebersamaan, usia senja, dan keberanian untuk sendiri.
by museum || 04 Juli 2023
Air merupakan salah satu sumber daya alam yang diperlukan untuk kelangsungan hidup makhluk hidup di bumi. Untungnya, air adalah sumber daya alam terbarukan. Proses pembaharuan air berlangsung dalam ...
by museum || 02 Juni 2022
Batik merupakan karya bangsa Indonesia yang terdiri dari perpaduan antara seni dan teknologi oleh leluhur bangsa Indonesia, yang membuat batik memiliki daya tarik adalah karena batik memiliki corak ...
by museum || 24 Oktober 2022
Raden Ayu Lasminingrat terlahir dengan nama Soehara pada than 1843, merupakan putri seorang Ulama/Kyai, Penghulu Limbangan dan Sastrawan Sunda, Raden Haji Muhamad Musa dengan Raden Ayu Ria. Lasmi ...
by museum || 18 September 2023
Limbah merupakan masalah besar yang dirasakan di hampir setiap negara. Jumlah limbah akan semakin bertambah seiring berjalannya waktu. Permasalahan sampah timbul dari berbagai sektor terutama dari ...
by museum || 24 Mei 2022
Raden Dewi Sartika dilahirkan tanggal 4 Desember 1884 di Cilengka, Jawa Barat, puteri Raden Somanagara dari ibu Raden Ayu Rajapermas. Dewi Sartika menumpuh Pendidikan di Cicalengka. Di sekolah ia ...
by admin || 11 Mei 2012
YOGYA (KRjogja.com) - Sabda tama yang disampaikan oleh Raja Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Sri Sultan HB, secara lugas menegaskan akan posisi tawar Kraton dan Pakualaman dalam NKRI. Sabda tama ini ...
by admin || 11 Mei 2012
YOGYA (KRjogja.com) - Kerabat Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, KRT Hadi Jatiningrat menafsirkan sabda tama Sri Sultan Hamengku Buwono X, sebagai bentuk penegasan bahwa persoalan yang menyangkut ...
by admin || 18 Juni 2013
"SIFAT petir itu muncul secara spontan, mendadak, tidak memilih sasaran. Beda dengan petir yang di lapas Cebongan. Sistemik, terkendali," ujar Pak Petir.Pernyataan tersebut lalu dikomentari super ...