Eksplorasi Sejarah Mataram: Jogja Heritage Cycling Ajak Bersepeda di Imogiri

by ifid|| 04 Mei 2025 || || 50 kali

...

Suasana pagi yang cerah di kawasan Imogiri, Bantul, pada tanggal (02/5/2025), Jumat,  menjadi saksi peluncuran sebuah inisiatif inovatif dari Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Bertajuk Jogja Heritage Cycling, program ini secara resmi diperkenalkan dalam sebuah acara yang dihadiri oleh Kepala Dinas Kebudayaan DIY, perwakilan dari berbagai komunitas sepeda di Yogyakarta, tokoh-tokoh masyarakat Imogiri, serta para pecinta budaya dan olahraga.

Peluncuran Jogja Heritage Cycling menandai sebuah langkah strategis dalam upaya Dinas Kebudayaan DIY untuk tidak hanya melestarikan tetapi juga mempromosikan kekayaan budaya dan keindahan alam Yogyakarta dengan cara yang segar dan menarik. Imogiri, dengan lanskapnya yang memukau serta akar sejarahnya yang kuat sebagai pusat pemerintahan Mataram, dipilih sebagai lokasi perdana untuk program yang diharapkan akan merambah ke berbagai penjuru DIY ini.

 

Dalam sambutannya, Kepala Dinas Kebudayaan DIY Dian Lakshmi Pratiwi,  menyampaikan visi di balik Jogja Heritage Cycling. Beliau menekankan bahwa program ini bukan sekadar kegiatan bersepeda biasa, melainkan sebuah perjalanan budaya yang memungkinkan pesertanya untuk berinteraksi langsung dengan warisan leluhur sambil menikmati keindahan alam yang asri.

"Yogyakarta memiliki segudang cerita dan keindahan yang tersembunyi di setiap sudutnya. Melalui Jogja Heritage Cycling, kami ingin membuka pintu bagi masyarakat dan wisatawan di kawasan Cagar Budaya Pleret sebagai upaya perlindungan, pelestarian, dan pemanfaatan warisan budaya dan cagar budaya yang ada di Kawasan Cagar Budaya di Pleret, sehat, dan berkesan," ucap Dian  dengan penuh semangat. "Kami percaya bahwa perpaduan antara olahraga dan apresiasi budaya ini akan menciptakan pengalaman yang unik dan tak terlupakan."

Lebih lanjut, beliau menjelaskan bahwa pemilihan Imogiri sebagai lokasi peluncuran bukan tanpa alasan. Kawasan ini memiliki signifikansi historis yang sangat tinggi, pleret menjadi kawasan yang tidak bisa dilepaskan dari sejarah Kerajaan Mataram Islam yang dahulu menguasai Pulau Jawa. Awalnya dari Kotagede bergerak ke Pleret dan kawasan Imogiri. Dengan adanya Kompleks Makam Raja-Raja Mataram yang menjadi pusat ziarah dan kajian sejarah. Selain itu, Imogiri juga dikelilingi oleh desa-desa tradisional dengan kearifan lokal yang terjaga, serta hamparan sawah yang hijau menyejukkan mata.

"Imogiri adalah miniatur kekayaan budaya dan alam Yogyakarta. Di sini, kita bisa merasakan aura kejayaan masa lalu sekaligus menikmati ketenangan pedesaan. Kami berharap, melalui jalur-jalur sepeda yang telah kami rancang, para peserta dapat benar-benar menghayati warisan ini," imbuhnya.

Proses perencanaan Jogja Heritage Cycling melibatkan kolaborasi erat antara Dinas Kebudayaan DIY dengan berbagai komunitas sepeda yang ada di Yogyakarta. Keterlibatan komunitas ini dianggap krusial untuk memastikan bahwa jalur-jalur yang disiapkan tidak hanya menarik dari segi budaya dan pemandangan, tetapi juga aman dan nyaman untuk dilalui oleh berbagai tingkatan pesepeda.

"Kami sangat berterima kasih atas dukungan dan masukan dari teman-teman komunitas sepeda. Mereka memiliki pemahaman yang mendalam tentang kebutuhan dan preferensi para pesepeda, sehingga jalur-jalur yang kami susun ini benar-benar representatif dan mengakomodasi berbagai minat," pungkas Dian Lakshmi Pratiwi.

Acara peluncuran hari ini dimeriahkan dengan kegiatan bersepeda bersama yang diikuti oleh puluhan peserta dari berbagai latar belakang. Mereka antusias menjajal salah satu rute perdana yang telah disiapkan, yang meliputi perjalanan menuju Situs Kerto Pleret, Situs Majid Mataram kauman Pleret, dan Situs Makam Ratu Malang, melewati beberapa sentra kerajinan lokal seperti gerabah dan batik, serta menyusuri jalan-jalan desa yang menawarkan pemandangan sawah dan kehidupan masyarakat yang autentik.

Komunitas Sepeda Sambut Baik, Rute Awal Sajikan Pengalaman Budaya yang Mendalam

Partisipasi aktif dari komunitas-komunitas sepeda di Yogyakarta menjadi salah satu kunci sukses peluncuran Jogja Heritage Cycling. Para perwakilan komunitas yang hadir menyatakan kegembiraan dan apresiasi mereka terhadap inisiatif Dinas Kebudayaan DIY ini.

Salah satu peserta JHC Nelindri Minarlin mengungkapkan, "Kami sangat menyambut baik program Jogja Heritage Cycling ini. Ini adalah cara yang inovatif untuk menggabungkan hobi bersepeda dengan kecintaan terhadap budaya. Selama ini, kami mungkin hanya bersepeda untuk berolahraga atau mencari pemandangan alam. Dengan adanya program ini, setiap kayuhan menjadi sebuah perjalanan belajar dan mengapresiasi warisan leluhur."

Ia juga menyoroti pemilihan Imogiri sebagai titik awal program ini. "Imogiri memiliki daya tarik sejarah yang kuat. Bersepeda di sini memberikan pengalaman yang berbeda, seolah-olah kita diajak menelusuri jejak-jejak masa lalu. Kami berharap, rute-rute selanjutnya juga akan mengeksplorasi kekayaan budaya Yogyakarta yang beragam," tambahnya.

Rute perdana Jogja Heritage Cycling yang dijajal pada acara peluncuran hari ini mendapat sambutan positif dari para peserta. Mereka terkesan dengan kombinasi antara tantangan fisik bersepeda dan suguhan pemandangan alam serta situs-situs budaya yang dilewati.

Asri Margiati, seorang wisatawan lokal asal Yogyakarta, berbagi pengalamannya, "Saya sering bersepeda di sekitar Yogyakarta, tapi kali ini rasanya berbeda. Saya jadi lebih memperhatikan bangunan-bangunan tua, interaksi masyarakat di desa, dan tentu saja, aura magis Makam Raja-Raja Imogiri. Program ini benar-benar membuka mata saya terhadap kekayaan yang ada di sekitar kita."

Berita Terpopuler


...
Siklus Air: Definisi, Proses, dan Jenis Siklus Air

by museum || 04 Juli 2023

Air merupakan salah satu sumber daya alam yang diperlukan untuk kelangsungan hidup makhluk hidup di bumi. Untungnya, air adalah sumber daya alam terbarukan. Proses pembaharuan air berlangsung dalam ...


...
Batik Kawung

by museum || 02 Juni 2022

Batik merupakan karya bangsa Indonesia yang terdiri dari perpaduan antara seni dan teknologi oleh leluhur bangsa Indonesia, yang membuat batik memiliki daya tarik adalah karena batik memiliki corak ...


...
Raden Ayu Lasminingrat Tokoh Intelektual Pertama

by museum || 24 Oktober 2022

Raden Ayu Lasminingrat terlahir dengan nama Soehara pada than 1843, merupakan putri seorang Ulama/Kyai, Penghulu Limbangan dan Sastrawan Sunda, Raden Haji Muhamad Musa dengan Raden Ayu Ria. Lasmi ...


...
Limbah Industri: Jenis, Bahaya dan Pengelolaan Limbah

by museum || 18 September 2023

Limbah merupakan masalah besar yang dirasakan di hampir setiap negara. Jumlah limbah akan semakin bertambah seiring berjalannya waktu. Permasalahan sampah timbul dari berbagai sektor terutama dari ...


...
Pahlawan Perintis Pendidikan Perempuan Jawa Barat Raden Dewi Sartika (1884-1947)

by museum || 24 Mei 2022

Raden Dewi Sartika dilahirkan tanggal 4 Desember 1884 di Cilengka, Jawa Barat, puteri Raden Somanagara dari ibu Raden Ayu Rajapermas. Dewi Sartika menumpuh Pendidikan di Cicalengka. Di sekolah ia ...



Berita Terkait


...
Inilah Sabda Tama Sultan HB X

by admin || 11 Mei 2012

YOGYA (KRjogja.com) - Sabda tama yang disampaikan oleh Raja Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Sri Sultan HB, secara lugas menegaskan akan posisi tawar Kraton dan Pakualaman dalam NKRI. Sabda tama ini ...


...
Permasalahan Pakualaman Juga Persoalan Kraton

by admin || 11 Mei 2012

YOGYA (KRjogja.com) - Kerabat Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, KRT Hadi Jatiningrat menafsirkan sabda tama Sri Sultan Hamengku Buwono X, sebagai bentuk penegasan bahwa persoalan yang menyangkut ...


...
PENTAS TEATER 'GUNDALA GAWAT'

by admin || 18 Juni 2013

"SIFAT petir itu muncul secara spontan, mendadak, tidak memilih sasaran. Beda dengan petir yang di lapas Cebongan. Sistemik, terkendali," ujar Pak Petir.Pernyataan tersebut lalu dikomentari super ...





Copyright@2025

Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Daerah Istimewa Yogyakarta