Mengukuhkan Jati Diri: Denyut Nadi Budaya dalam Pentas Seni Selasa Wagen

by ifid|| 28 Mei 2025 || || 110 kali

...

Yogyakarta, 27 Mei 2025 – Di tengah hiruk pikuk modernisasi, sebuah oase kebudayaan terus mengalirkan denyut nadinya di Yogyakarta. Bukan sekadar pergelaran hiburan, Pentas Seni Selasa Wagen yang rutin digelar oleh Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) DIY, adalah manifestasi nyata dari ketulusan dan bakti para pelaku seni dalam menjaga warisan leluhur. Bertempat di Amphitheater Teras Malioboro 1, Beskalan, Malioboro, Yogyakarta, pergelaran ini menjadi bukti komitmen kalurahan budaya se-DIY dalam nguri-uri kabudayan – upaya menghidupkan, memaknai, merawat, dan mewariskan nilai-nilai luhur budaya kepada generasi kini dan mendatang.

Memaknai Kebudayaan sebagai Jiwa yang Hidup

Staf Ahli Gubernur DIY Bidang Hukum, Pemerintahan dan Politik, Sukamto, menegaskan bahwa kebudayaan jauh melampaui sekadar warisan. “Kebudayaan adalah jiwa yang hidup, tumbuh dalam tubuh masyarakat, dan mewujud dalam tata laku, seni, tutur kata, dan semangat gotong royong,” ujarnya saat membacakan sambutan Sekretaris Daerah DIY. Dalam konteks ini, desa budaya hadir sebagai simpul vital yang tak hanya menjaga nilai, namun juga menanamkan kesadaran akan jati diri dan arah masa depan.

Pentas Seni Selasa Wagen, lanjut Sukamto, adalah lebih dari sekadar tontonan. “Melalui pentas ini, kita tidak hanya menyaksikan tari dan suara, tetapi kita sedang menafsir ulang siapa diri kita sebagai bangsa yang memuliakan akar, namun terbuka pada cabang-cabang kemajuan,” tutur Sukamto. Ia menyerukan pentingnya sinergi untuk menjadikan desa budaya sebagai pusat-pusat kearifan lokal yang tidak hanya lestari, tetapi juga adaptif, produktif, dan menjadi inspirasi bagi pembangunan yang berakar pada karakter bangsa. Harapan besar tersemat agar acara ini menjadi “titik temu antara warisan dan harapan, antara tradisi dan inovasi.”

‘Gumregah Nyawiji ing Karya’

Pada kesempatan yang sama, Kepala Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) DIY, Dian Lakshmi Pratiwi, menyampaikan laporan bahwa tema kegiatan Selasa Wagen di bulan Mei tahun 2025 adalah 'Gumregah Nyawiji ing Karya', sebuah seruan untuk bangkit dan bersatu dalam menghasilkan karya positif yang bermanfaat bagi masyarakat.

Kegiatan ini diberi nama resmi "Gelar Seni Selasa Wagen dalam rangka Pembinaan dan Pengembangan Desa Budaya. Dian mengatakan penyelenggaraan kegiatan ini, "Dalam rangka mendorong, menumbuhkan, membina serta meningkatkan kesadaran terhadap hak, kewajiban serta peran serta Masyarakat dalam pemeliharaan dan pengembangan kebudayaan, Pemerintah DIY melalui Dinas Kebudayaan DIY menyelenggarakan Gelar Seni Selasa Wagen. Dalam kegiatan ini menampilkan hasil pembinaan budaya di Kalurahan/Kelurahan Budaya."  Hal ini menunjukkan komitmen serius Pemda DIY dalam melestarikan dan mengembangkan kebudayaan melalui partisipasi aktif masyarakat.

Penyelenggaraan Gelar Seni Selasa Wagen memiliki dasar hukum yang kuat, yaitu: Perdais DIY Nomor 3 Tahun 2017 tentang Pemeliharaan dan Pengembangan Kebudayaan dan DPA Dinas Kebudayaan DIY Tahun Anggaran 2025

Tujuan utama kegiatan ini adalah memberikan fasilitasi bagi kalurahan/kelurahan budaya untuk menampilkan potensi budaya yang ada di wilayah masing-masing khususnya di bidang kesenian. Dengan mengangkat tema 'Gumregah Nyawiji Ing Karya', Dian berharap kegiatan ini akan menjadi motivasi bagi kalurahan budaya untuk "bangun, bangkit bersatu mewujudkan karya positif yang bermanfaat untuk Masyarakat."

Partisipasi dalam Gelar Pentas Seni Selasa Wagen sangat luas, melibatkan 50 Kalurahan/Kelurahan Budaya se-DIY dengan rincian sebagai berikut:

  • Kota Yogyakarta: 2 Kelurahan Budaya
  • Kab. Bantul: 14 Kalurahan Budaya
  • Kab. Kulon Progo: 10 Kalurahan Budaya
  • Kab. Gunungkidul: 12 Kalurahan Budaya
  • Kab. Sleman: 12 Kalurahan Budaya "Jadi tiap bulan Selasa Wagen kita akan selalu diramaikan dengan 10 penampilan dari kalurahan budaya," tambah Dian, menandakan keberlanjutan dan konsistensi acara ini.

Kegiatan ini direncanakan akan dilaksanakan setiap Selasa Wagen di bulan Mei, Juli, Agustus, September, dan Oktober 2025. Untuk tahun 2025 ini, lokasi pergelaran dipusatkan di Teras Malioboro 1 Yogyakarta. Pemindahan lokasi ini bukan tanpa tujuan. Dian berharap pertunjukan seni di Teras Malioboro 1 akan meningkatkan kunjungan masyarakat, yang pada akhirnya akan memberikan dampak positif pada peningkatan pergerakan ekonomi UMKM DIY.

Dian juga menegaskan bahwa kegiatan penting ini dibiayai sepenuhnya dengan Dana Keistimewaan Pemerintah Daerah, Daerah Istimewa Yogyakarta, menunjukkan komitmen pemerintah daerah dalam mendukung pelestarian budaya.

Sajian Penuh Makna dari Pelosok DIY

Pentas Seni Selasa Wagen pada 27 Mei 2025 menyuguhkan beragam penampilan seni yang kaya akan makna dan filosofi lokal. Dari tari yang enerjik hingga upacara adat yang sakral, setiap pementasan membawa potongan cerita dan kearifan dari kalurahan asalnya.

Reog Kreasi "Nirbaya Loka" - Kalurahan Sidoharjo, Tepus, Gunungkidul

Tarian ini terinspirasi dari sosok legendaris Ki Noyo Dhito/Mbah Bulu, seorang tokoh yang dikenal atas keberanian dan kesaktiannya dalam melakukan babad alas Bintaos. Gerakan yang enerjik dan dinamis dalam tarian ini merepresentasikan kegagahan serta kegigihan Mbah Bulu, yang terlihat dari setiap hentakan geraknya.

Teatrikal Permainan Tradisional "Blek-Blek Thing" - Kalurahan Muntuk, Dlingo, Bantul

Sebuah tradisi kuno yang berfungsi sebagai sarana untuk menemukan anak yang hilang dibawa oleh makhluk halus yang dikenal sebagai "wewe." Kisah ini berpusat pada Surti, seorang anak yang tiba-tiba menghilang saat bermain. Dengan bantuan doa dari Ki Kromosetiko dan warga yang menggunakan alat-alat dapur, Surti akhirnya berhasil ditemukan. Pertunjukan ini disutradarai oleh Yadiyono dengan penata iringan Doni Syahputra.

Kesenian "Bangilun Sedya Rukun" - Kalurahan Budaya Pagerharjo, Samigaluh, Kulon Progo

Kelompok kesenian yang berdiri sejak tahun 1955 ini masih eksis hingga kini melalui regenerasi. Nama "Bangilun" berasal dari bahasa Arab, "Ba''Ain Lam Nun", dengan setiap syairnya bermuatan religius, menyerukan pesan untuk selalu bersujud dan menyembah Tuhan Yang Maha Esa. Sebagai seni rakyat bernapaskan Islami, Bangilun mengandung nilai-nilai edukatif seperti budi pekerti, sosiologis, estetik, religi, dan moral. Kalurahan Pagerharjo sendiri merupakan Desa Mandiri Budaya dengan potensi unggulan yang luar biasa: 43 jenis kesenian, 14 situs cagar budaya, 14 jenis upacara adat, serta desa wisata Nglinggo. Mereka juga memiliki kuliner unggulan seperti wedang rempah lengger dan kerajinan topeng, anyaman, serta tatah sungging.

Drama Tari "Bejiharjo Sumunar" - Kalurahan Bejiharjo, Karangmojo, Gunungkidul

Drama tari ini menggambarkan kekayaan budaya dan alam Bejiharjo yang kaya akan goa, hutan, dan sendang. Dikisahkan bagaimana kedekatan warga Bejiharjo dengan tanah dan air melahirkan aneka budaya seperti rinding, gejog lesung, reyog, jathilan, hingga sholawatan jawi. Bejiharjo juga memiliki potensi unggulan kesenian lain seperti wayang kulit, wayang beber, wayang sada, bregada, destinasi wisata budaya Sasana Seni, Sendhang Beji, megalitikum, destinasi Goa Pindul, serta produk unggulan wedang mbejaji, basreng, legondho, dan lampion.

Tari "Bala" - Kelurahan Budaya Sidorejo, Lendah, Kulon Progo

"Bala" atau "kanca" yang berarti teman/sahabat, terinspirasi dari kehidupan remaja milenial dan Gen Z. Karya ini menyuarakan kekhawatiran akan hilangnya kesenian lokal seperti wayang dan pek bung di tengah gempuran budaya asing. Melalui sebuah istilah "Srawung Bala" atau circle pertemanan yang satu rasa, tari ini diharapkan dapat memotivasi remaja untuk tetap berada dalam koridor budaya ketimuran serta menjadi ujung tombak dalam pelestarian kearifan lokal. Pesan "Mulat sariro hangrasa wani" (berani mengoreksi diri) tersirat dalam setiap gerakannya.

Upacara Adat "Merti Belik" - Kelurahan Terban, Gondokusuman, Kota Yogyakarta

Sebuah tradisi turun-temurun sebagai wujud syukur kepada sang pencipta alam. Upacara ini menggambarkan prosesi penyiraman air ke kali belik dan pembersihan kampung Purbonegaran secara gotong royong, sebagai simbol syukur, keselamatan, dan kemakmuran bagi warga. Garapan tari ini menampilkan suasana gembira dan semangat membersihkan kampung dalam semboyan "Nyawiji" (bersatu).

Pentas Kesenian Reog "Krida Tamtama" - Kalurahan Kepek, Saptosari, Gunungkidul

Menggambarkan kegigihan sosok prajurit wanita yang pemberani dan lincah dalam berperang, dengan semboyan “rawe rawe rantas malang-malang putung” (rintangan sekecil apa pun akan disingkirkan) dalam mempertahankan harga diri dan bangsanya.

Seni Dhadhung Awuk "Kridha Yasa" - Kalurahan Ambarketawang, Gamping, Sleman

Membawakan lakon "Lahire Jaka Sedana", seni ini menceritakan kisah perjalanan Ki Demang Cakrayuda yang mencari Badher Bang Sisik Kencana atas permintaan istrinya. Lakon ini mengangkat konflik dan penyelesaian yang penuh makna, serta ditutup dengan penamaan Jaka Sedana oleh Ki Dhadhung Awuk. Kalurahan Ambarketawang sendiri dikenal dengan upacara adat Saparan Bekakak yang telah menjadi identitasnya, serta potensi kerajinan batik, kerajinan kayu glugu, tas rajut, surjan, blangkon, dan kuliner tradisional seperti jamu godhog, aneka minuman rempah, ndog gludug, aneka keripik, dan sagon kelapa.

Tari Garapan "Dentawyanjana" - Kalurahan Seloharjo, Pundong, Bantul

Kesenian garapan ini memadukan tembang, permainan tradisional anak, dan tari dengan musik tradisional yang inovatif. "Dentawyanjana" terinspirasi dari aksara Jawa, yang bagi masyarakat Jawa diartikan sebagai ajaran atau tuntunan hidup. Aksara Jawa yang ditulis menggantung melambangkan manusia yang bergantung pada Tuhan Yang Maha Esa. Tarian ini menggambarkan baik dan buruk dalam kehidupan melalui gerak tari yang saling berlawanan, menegaskan bahwa manusia yang bertakwa akan mencapai kejayaan dan kedamaian. Kalurahan Seloharjo kaya akan kesenian seperti Tari Khas Seloharjo (Sinjang Seloharjo, Sigrak Seloharjo), Jathilan, Grjog Lesung, Ketoprak, Karawitan, Srandul, Sholawat Jawi, dan lain-lain. Mereka juga memiliki upacara adat seperti Nyadran Tuk Surocolo, Ngarak Emprak, Cethik Geni, Gumbreg, Merti Kali Opak, dan beragam kuliner serta kerajinan tangan khas.

Jathilan dan Tayub - Desa Budaya Triharjo, Sleman, Sleman

Jathilan dan Tayub merupakan salah satu kesenian rakyat yang berkembang di wilayah Jawa, termasuk di Dusun Trucuk Widoro Morangan VIII, Triharjo. Meskipun Jathilan kreasi banyak digemari generasi muda, masih dibutuhkan inovasi untuk menarik penonton. Kesenian Tayub yang dulunya berkembang di daerah ini, kini nyaris punah. Melalui penampilan ini, tim kesenian dari Triharjo berharap dapat mengemas kembali Jathilan dan Tayub (Ledhek) sebagai seni kreasi baru yang lestari, menjaga warisan budaya di tengah modernisasi.

Lebih dari Sekadar Pentas: Ekosistem Budaya yang Hidup

Pentas Seni Selasa Wagen bukan hanya sebatas deretan pertunjukan di satu panggung. Dalam event Selasa Wagen kali ini, hiruk pikuk budaya juga meramaikan sepanjang Jalan Malioboro. Selain Pentas Seni Kalurahan Budaya yang digelar di Teras Malioboro 1. Pentas Seni Selasa Wagen adalah cerminan dari semangat kolektif untuk menjaga dan mengembangkan kebudayaan. Ini adalah sebuah pengingat bahwa di setiap gerak, irama, dan ritual adat, tersimpan niat luhur bahwa budaya adalah cahaya yang membimbing langkah kita dalam perubahan zaman. Dengan terus membangun sinergi antara pemerintah, pelaku seni, dan masyarakat, desa-desa budaya di DIY akan terus menjadi pusat kearifan lokal yang tidak hanya lestari, tetapi juga adaptif, produktif, dan menginspirasi pembangunan yang berakar pada karakter bangsa.

Acara ini menegaskan kembali posisi Yogyakarta sebagai "Kota Budaya" yang tak pernah berhenti berkreasi dan berinovasi dalam melestarikan identitasnya. Setiap Selasa Wagen menjadi momentum untuk merayakan keberagaman budaya DIY, memperkuat ikatan komunitas, dan memastikan bahwa warisan leluhur akan terus hidup dan berkembang di tengah tantangan zaman.

Berita Terpopuler


...
Siklus Air: Definisi, Proses, dan Jenis Siklus Air

by museum || 04 Juli 2023

Air merupakan salah satu sumber daya alam yang diperlukan untuk kelangsungan hidup makhluk hidup di bumi. Untungnya, air adalah sumber daya alam terbarukan. Proses pembaharuan air berlangsung dalam ...


...
Batik Kawung

by museum || 02 Juni 2022

Batik merupakan karya bangsa Indonesia yang terdiri dari perpaduan antara seni dan teknologi oleh leluhur bangsa Indonesia, yang membuat batik memiliki daya tarik adalah karena batik memiliki corak ...


...
Raden Ayu Lasminingrat Tokoh Intelektual Pertama

by museum || 24 Oktober 2022

Raden Ayu Lasminingrat terlahir dengan nama Soehara pada than 1843, merupakan putri seorang Ulama/Kyai, Penghulu Limbangan dan Sastrawan Sunda, Raden Haji Muhamad Musa dengan Raden Ayu Ria. Lasmi ...


...
Limbah Industri: Jenis, Bahaya dan Pengelolaan Limbah

by museum || 18 September 2023

Limbah merupakan masalah besar yang dirasakan di hampir setiap negara. Jumlah limbah akan semakin bertambah seiring berjalannya waktu. Permasalahan sampah timbul dari berbagai sektor terutama dari ...


...
Pahlawan Perintis Pendidikan Perempuan Jawa Barat Raden Dewi Sartika (1884-1947)

by museum || 24 Mei 2022

Raden Dewi Sartika dilahirkan tanggal 4 Desember 1884 di Cilengka, Jawa Barat, puteri Raden Somanagara dari ibu Raden Ayu Rajapermas. Dewi Sartika menumpuh Pendidikan di Cicalengka. Di sekolah ia ...



Berita Terkait


...
Inilah Sabda Tama Sultan HB X

by admin || 11 Mei 2012

YOGYA (KRjogja.com) - Sabda tama yang disampaikan oleh Raja Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Sri Sultan HB, secara lugas menegaskan akan posisi tawar Kraton dan Pakualaman dalam NKRI. Sabda tama ini ...


...
Permasalahan Pakualaman Juga Persoalan Kraton

by admin || 11 Mei 2012

YOGYA (KRjogja.com) - Kerabat Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, KRT Hadi Jatiningrat menafsirkan sabda tama Sri Sultan Hamengku Buwono X, sebagai bentuk penegasan bahwa persoalan yang menyangkut ...


...
PENTAS TEATER 'GUNDALA GAWAT'

by admin || 18 Juni 2013

"SIFAT petir itu muncul secara spontan, mendadak, tidak memilih sasaran. Beda dengan petir yang di lapas Cebongan. Sistemik, terkendali," ujar Pak Petir.Pernyataan tersebut lalu dikomentari super ...





Copyright@2025

Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Daerah Istimewa Yogyakarta