Membekali Jiwa Seni, Menjelajahi "Api di Bukit Menoreh": Workshop Sendratari DIY 2025

by ifid|| 18 Juni 2025 || || 64 kali

...

Di tengah denyut kebudayaan Jawa yang tak pernah padam, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) terus berupaya menjaga nyala api seni tradisional. Salah satu langkah konkret dalam menjaga warisan adiluhung ini adalah melalui Workshop Sendratari tahun 2025 yang diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) DIY. Workshop yang telah sukses digelar pada 18 Juni 2025 di Hotel Kimaya Yogyakarta ini menjadi tonggak penting bagi para seniman sendratari dari berbagai kabupaten/kota se-DIY. Mereka kini siap menerjemahkan epik legendaris “Api di Bukit Menoreh” ke dalam pementasan yang penuh kedalaman artistik.

Sendratari, sebuah perpaduan memesona antara tari, drama, musik, dan sastra, bukan sekadar hiburan. Ia adalah cermin filosofi hidup, identitas, dan nilai-nilai luhur masyarakat Jawa. Dari kisah kepahlawanan Ramayana hingga legenda Panji, sendratari selalu menjadi media edukatif dan spiritual yang tak lekang oleh waktu. Dalam setiap gerak tari, alunan gamelan, dan dialog yang mendalam, terkandung ajaran tentang keberanian, kebijaksanaan, cinta, dan pengorbanan.

Workshop ini tidak hanya sekedar pertemuan, tetapi sebuah pembekalan komprehensif. Peserta, yang merupakan perwakilan kontingen dari masing-masing daerah, dibekali wawasan dan pandangan baru dari narasumber ahli yang memiliki rekam jejak mumpuni di dunia seni pertunjukan. Mereka adalah Dr. Sumaryono, M.A., R.M. Kristiadi, S.Sn., dan Dra. M. Heni Winahyuningsih, M.Hum. Kehadiran para pakar ini memastikan bahwa setiap aspek pementasan, mulai dari interpretasi naskah hingga detail koreografi, akan memiliki pondasi artistik yang kuat.

Fokus utama workshop kali ini adalah penggarapan sendratari “Api di Bukit Menoreh” karya S.H. Mintardja. Kisah ini dipilih bukan tanpa alasan. Ia adalah representasi kekayaan sastra lokal yang sarat nilai kepahlawanan dan semangat perjuangan. Dengan menggali “Api di Bukit Menoreh,” peserta diharapkan tidak hanya sekedar mementaskan cerita, tetapi juga menghidupkan kembali nilai-nilai kearifan lokal seperti kemanusiaan, perjuangan, dan pengorbanan yang tak lekang oleh zaman.

Sendratari: Benteng Budaya yang Dinamis

Workshop Sendratari 2025 ini merupakan bagian tak terpisahkan dari agenda besar Sub Kegiatan Gelar Budaya Yogyakarta, khususnya menyongsong Festival Sendratari Antar Kabupaten/Kota se-DIY 2025. DIY, sebagai pusat kebudayaan Jawa, memikul peran penting dalam pelestarian dan pengembangan seni tradisional di tengah gempuran globalisasi. Melalui inisiatif seperti ini, sendratari tidak sekadar bertahan sebagai "museum budaya yang statis," tetapi bertransformasi menjadi "benteng budaya yang hidup" dan relevan.

Penyelenggaraan festival dan kompetisi menjadi katalisator bagi perkembangan sendratari. Melalui ajang ini, para seniman muda mendapatkan panggung untuk mengekspresikan kreativitasnya, sementara generasi tua dapat mewariskan pengetahuannya. Interaksi ini menciptakan ekosistem seni yang dinamis, di mana tradisi tidak hanya dilestarikan, tetapi juga terus dikembangkan dengan sentuhan inovasi.

Maksud dan Tujuan yang Mendalam

Dinas Kebudayaan DIY memiliki maksud dan tujuan yang sangat jelas di balik penyelenggaraan workshop dan festival ini. Sendratari dipandang sebagai media vital untuk internalisasi nilai-nilai kebudayaan di DIY. Lebih dari sekadar bentuk seni, sendratari adalah cermin filosofi hidup, identitas, dan nilai-nilai luhur masyarakat Jawa.

Di dalamnya, berbagai unsur budaya Jawa mulai dari tata krama, estetika gerak, narasi kepahlawanan, spiritualitas, hingga hubungan harmonis antara manusia dengan alam dan sesamanya diekspresikan secara simbolis, namun menyentuh secara emosional dan intelektual. Sendratari mengajarkan nilai-nilai luhur seperti keberanian, kesetiaan, kesabaran, pengendalian diri, tanggung jawab, dan kebijaksanaan. Nilai-nilai ini disampaikan kepada masyarakat, terutama generasi muda, melalui pengalaman estetik yang menyenangkan dan tidak doktrinal.

Selain itu, sendratari juga berfungsi sebagai wadah pewarisan budaya antar generasi. Proses latihan dan pementasan menciptakan ruang pembelajaran langsung mengenai bahasa tubuh, nilai-nilai sopan santun Jawa (unggah-ungguh), serta etika kerja kolektif. Ini menjadikan sendratari alat efektif untuk membangun kesadaran budaya, kebanggaan identitas, dan mempererat kohesi sosial serta karakter kejawen. Dalam konteks keistimewaan DIY, sendratari berperan vital dalam menjaga kontinuitas budaya dan membentuk cara berpikir serta bersikap masyarakat yang selaras dengan filosofi Hamemayu Hayuning Bawana menjaga keharmonisan dunia.

"Api di Bukit Menoreh": Menghidupkan Epik dalam Gerak dan Nada

Tema sentral Festival Sendratari Antar Kabupaten/Kota se-DIY 2025 adalah “Api di Bukit Menoreh” karya S.H. Mintardja, dengan subtema menggali nilai-nilai kearifan lokal dalam kemanusiaan, kepahlawanan, perjuangan, dan rela berkorban. Novel legendaris ini, yang pertama kali terbit sebagai cerita bersambung di harian Kedaulatan Rakyat pada tahun 1960-an, tetap dikenang sebagai karya epik yang kuat narasi dan kaya filosofi.

Berlatar belakang masa Perang Diponegoro (1825–1830), “Api di Bukit Menoreh” mengisahkan perjuangan rakyat kecil di tengah pusaran konflik kolonial. Tokoh utama, Raden Mas Wirotani, digambarkan tidak hanya tangguh secara fisik, tetapi juga bijaksana dan setia pada kebenaran. Melalui kisahnya, pembaca diajak menyelami kehidupan masyarakat Jawa yang sarat nilai kejuangan, kesetiaan, dan pengorbanan.

Penggunaan bahasa Jawa halus yang dibumbui filsafat hidup menjadikan karya ini jembatan antara hiburan, pendidikan karakter, dan pelestarian budaya. Dalam konteks modern, “Api di Bukit Menoreh” memiliki nilai historis dan edukatif yang relevan, terutama dalam memperkuat identitas budaya bangsa. Workshop ini secara spesifik dirancang agar para peserta dapat memahami tema ini dari berbagai sudut pandang, memungkinkan mereka untuk menyajikan beragam bentuk pertunjukan yang merefleksikan kekayaan interpretasi dari masing-masing daerah. Selain itu, workshop juga memastikan peserta memahami ketentuan dan persyaratan festival secara menyeluruh.

Puncak dari serangkaian upaya pelestarian dan pengembangan ini akan tersaji dalam Festival Sendratari Antar Kabupaten/Kota se-DIY 2025, yang dijadwalkan pada 19-20 September 2025, mulai pukul 19.00 WIB. Lokasi perhelatan akbar ini adalah Pendapa Agung Universitas Widya Mataram, Pelemgurih, Gamping. Masyarakat luas diundang untuk hadir dan menyaksikan langsung bagaimana seni sendratari di DIY terus hidup, berinovasi, dan menginspirasi, membawa nilai-nilai luhur dari masa lalu ke panggung masa kini.

Berita Terpopuler


...
Siklus Air: Definisi, Proses, dan Jenis Siklus Air

by museum || 04 Juli 2023

Air merupakan salah satu sumber daya alam yang diperlukan untuk kelangsungan hidup makhluk hidup di bumi. Untungnya, air adalah sumber daya alam terbarukan. Proses pembaharuan air berlangsung dalam ...


...
Batik Kawung

by museum || 02 Juni 2022

Batik merupakan karya bangsa Indonesia yang terdiri dari perpaduan antara seni dan teknologi oleh leluhur bangsa Indonesia, yang membuat batik memiliki daya tarik adalah karena batik memiliki corak ...


...
Raden Ayu Lasminingrat Tokoh Intelektual Pertama

by museum || 24 Oktober 2022

Raden Ayu Lasminingrat terlahir dengan nama Soehara pada than 1843, merupakan putri seorang Ulama/Kyai, Penghulu Limbangan dan Sastrawan Sunda, Raden Haji Muhamad Musa dengan Raden Ayu Ria. Lasmi ...


...
Limbah Industri: Jenis, Bahaya dan Pengelolaan Limbah

by museum || 18 September 2023

Limbah merupakan masalah besar yang dirasakan di hampir setiap negara. Jumlah limbah akan semakin bertambah seiring berjalannya waktu. Permasalahan sampah timbul dari berbagai sektor terutama dari ...


...
Pahlawan Perintis Pendidikan Perempuan Jawa Barat Raden Dewi Sartika (1884-1947)

by museum || 24 Mei 2022

Raden Dewi Sartika dilahirkan tanggal 4 Desember 1884 di Cilengka, Jawa Barat, puteri Raden Somanagara dari ibu Raden Ayu Rajapermas. Dewi Sartika menumpuh Pendidikan di Cicalengka. Di sekolah ia ...



Berita Terkait


...
Inilah Sabda Tama Sultan HB X

by admin || 11 Mei 2012

YOGYA (KRjogja.com) - Sabda tama yang disampaikan oleh Raja Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Sri Sultan HB, secara lugas menegaskan akan posisi tawar Kraton dan Pakualaman dalam NKRI. Sabda tama ini ...


...
Permasalahan Pakualaman Juga Persoalan Kraton

by admin || 11 Mei 2012

YOGYA (KRjogja.com) - Kerabat Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, KRT Hadi Jatiningrat menafsirkan sabda tama Sri Sultan Hamengku Buwono X, sebagai bentuk penegasan bahwa persoalan yang menyangkut ...


...
PENTAS TEATER 'GUNDALA GAWAT'

by admin || 18 Juni 2013

"SIFAT petir itu muncul secara spontan, mendadak, tidak memilih sasaran. Beda dengan petir yang di lapas Cebongan. Sistemik, terkendali," ujar Pak Petir.Pernyataan tersebut lalu dikomentari super ...





Copyright@2025

Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Daerah Istimewa Yogyakarta