by ifid|| 03 Juli 2025 || || 86 kali
Gerbang Barat Kepatihan, 1 Juli 2025 – Di bawah langit malam Yogyakarta yang cerah, sebuah acara istimewa berlangsung, memadukan kekayaan budaya, semangat komunitas, dan kepedulian terhadap lingkungan. Acara Selasa Wagen yang berada di Gerbang Barat Kepatihan, Komplek Kantor Gubernur berjalan lancar dan Sukses, menangkap esensi dari perhelatan kegiatan ini, menampilkan perpaduan musik tradisional dan kontemporer, interaksi hangat antara pembawa acara dan penonton, serta diskusi penting mengenai pengelolaan sampah di kota pelajar ini.
Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) DIY melalui Balai Pengelolaan Kawasan Sumbu Filososi (BPKSF) menggelar acara Selasa Waegen di Sepajang Jalan Malioboro dan di panggung utama di Gerbang Barat Kepatihan, suasana acara terasa begitu hidup. Berbagai penampilan musik memukau penonton, mulai dari alunan melodi tradisional Jawa yang menenangkan hingga irama yang lebih modern, bahkan dengan lirik berbahasa Inggris. Para musisi tidak hanya tampil di atas panggung, tetapi juga berhasil menciptakan ikatan dengan penonton, mengajak mereka untuk ikut menari dan merasakan setiap dentuman irama. Energi positif ini terpancar jelas, menunjukkan bagaimana musik mampu menjadi jembatan yang menghubungkan berbagai lapisan masyarakat.
Interaksi komunitas menjadi salah satu pilar utama acara ini. Para pembawa acara dengan cekatan menyapa penonton, mendorong partisipasi aktif, dan bahkan menciptakan momen-momen lucu yang mengundang tawa. Salah satu segmen yang paling menarik perhatian adalah kegiatan unik di mana penonton diajak untuk mengumpulkan puntung rokok dengan imbalan hadiah. Inisiatif ini bukan sekadar hiburan, melainkan sebuah cara cerdas untuk menumbuhkan kesadaran akan kebersihan lingkungan secara langsung dan interaktif. Ini menunjukkan bagaimana acara budaya dapat menjadi platform yang efektif untuk menyampaikan pesan-pesan penting, terutama yang berkaitan dengan kebersihan dan tanggung jawab bersama.
Acara ini bukan hanya tentang hiburan semata. Di balik kemeriahan panggung, terselip pesan-pesan mendalam yang disampaikan melalui diskusi dan interaksi. Semangat kebersamaan dan kepedulian terhadap kota menjadi benang merah yang menghubungkan seluruh rangkaian acara, menjadikannya lebih dari sekadar tontonan, tetapi juga sebuah gerakan kolektif.
Komitmen Yogyakarta untuk Lingkungan: Inisiatif 100 Hari Bebas Sampah
Salah satu sorotan utama dalam acara malam budaya di Yogyakarta adalah diskusi mendalam mengenai inisiatif pengelolaan sampah yang sedang digalakkan oleh Pemerintah Kota. Dalam sesi yang penuh wawasan, Walikota Yogyakarta, Dr. Hasto, bersama dengan Bapak Aris Prasena dari Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) serta Bapak Aris Eko Nugraha dari Paniradya Pati, memaparkan upaya-upaya yang telah dan akan dilakukan untuk menjadikan Yogyakarta lebih bersih dan lestari.
Diskusi ini berfokus pada inisiatif 100 hari yang bertujuan untuk mengatasi masalah pengelolaan sampah di kota. Para pejabat menjelaskan berbagai langkah konkret yang telah diambil, termasuk upaya pembersihan depo-depo sampah yang selama ini menjadi tantangan. Pembersihan depo ini merupakan langkah krusial untuk mengurangi penumpukan sampah dan menciptakan lingkungan yang lebih sehat bagi warga.
Namun, keberhasilan inisiatif ini tidak hanya bergantung pada upaya pemerintah. Walikota Hasto dan jajarannya menekankan pentingnya partisipasi aktif masyarakat dalam memilah sampah dari sumbernya. Edukasi dan kesadaran akan pentingnya pemilahan sampah di tingkat rumah tangga menjadi kunci untuk mengurangi volume sampah yang berakhir di tempat pembuangan akhir. Dengan memilah sampah organik dan anorganik, masyarakat dapat berkontribusi langsung pada proses daur ulang dan pengurangan limbah.
Selain itu, dalam diskusi tersebut juga diungkapkan rencana-rencana masa depan yang ambisius untuk meningkatkan kualitas lingkungan di Yogyakarta. Salah satu rencana yang menarik adalah inisiatif untuk membersihkan sungai-sungai di kota Sungai seringkali menjadi tempat pembuangan sampah ilegal, dan pembersihan ini diharapkan dapat mengembalikan fungsi sungai sebagai bagian integral dari ekosistem kota yang sehat.
Tidak hanya itu, perhatian juga diberikan pada area publik yang seringkali menjadi titik akumulasi sampah, seperti Malioboro. Para pejabat membahas rencana untuk menetapkan area merokok khusus di Malioboro, sebuah langkah yang diharapkan dapat mengurangi jumlah puntung rokok yang berserakan di salah satu ikon pariwisata Yogyakarta ini. Inisiatif ini menunjukkan komitmen pemerintah untuk menciptakan lingkungan yang nyaman dan bersih bagi warga maupun wisatawan.
Diskusi ini menegaskan bahwa pengelolaan sampah adalah tanggung jawab bersama. Dengan sinergi antara pemerintah dan masyarakat, Yogyakarta optimis dapat mencapai target 100 hari bebas sampah dan mewujudkan kota yang lebih hijau dan lestari di masa depan.
Pesona Budaya Jawa: Tarian dan Musik yang Memukau Hati
Di tengah hiruk pikuk diskusi lingkungan dan interaksi komunitas, acara malam budaya di Yogyakarta juga menjadi panggung megah bagi kekayaan warisan budaya Jawa. Video tersebut dengan indah menangkap momen-momen di mana seni tradisional menjadi bintang utama, memukau penonton dengan keindahan gerak dan alunan melodi.
Pertunjukan budaya Jawa menjadi puncak dari perhelatan ini. Para penari dengan anggun membawakan gerakan-gerakan tari tradisional yang sarat makna, menceritakan kisah-kisah leluhur melalui setiap ayunan tangan dan langkah kaki. Kostum yang dikenakan para penari juga menambah pesona visual, dengan warna-warna cerah dan detail yang rumit, mencerminkan kekayaan seni rupa Jawa.
Musik tradisional Jawa, dengan gamelan sebagai instrumen utamanya, mengiringi setiap gerakan tari. Alunan gamelan yang khas menciptakan suasana magis, membawa penonton seolah-olah kembali ke masa lalu, merasakan kedalaman filosofi dan spiritualitas yang terkandung dalam setiap nada. Harmoni antara tarian dan musik menciptakan pengalaman multisensori yang tak terlupakan, menegaskan betapa berharganya warisan budaya ini.
Acara ini tidak hanya menampilkan tarian, tetapi juga berbagai bentuk seni pertunjukan lainnya yang berakar pada tradisi Jawa. Kehadiran elemen-elemen budaya ini tidak hanya berfungsi sebagai hiburan, tetapi juga sebagai pengingat akan identitas dan akar budaya masyarakat Yogyakarta. Ini adalah sebuah perayaan atas keunikan dan keindahan yang telah diwariskan dari generasi ke generasi.
Menjelang akhir acara, para pembawa acara mengucapkan terima kasih kepada seluruh penonton dan tim yang telah bekerja keras untuk mensukseskan acara ini . Pengumuman mengenai penampilan selanjutnya juga disampaikan, menjaga antusiasme penonton untuk acara-acara mendatang.
Secara keseluruhan, acara malam budaya di Yogyakarta ini adalah sebuah manifestasi dari semangat kebersamaan, kepedulian terhadap lingkungan, dan kebanggaan akan warisan budaya. Ini membuktikan bahwa seni dan budaya dapat menjadi medium yang kuat untuk menyampaikan pesan-pesan penting dan menggerakkan masyarakat menuju masa depan yang lebih baik. Yogyakarta, dengan segala pesonanya, terus menunjukkan bagaimana tradisi dapat beriringan dengan kemajuan, menciptakan harmoni yang indah dan berkelanjutan.
by museum || 04 Juli 2023
Air merupakan salah satu sumber daya alam yang diperlukan untuk kelangsungan hidup makhluk hidup di bumi. Untungnya, air adalah sumber daya alam terbarukan. Proses pembaharuan air berlangsung dalam ...
by museum || 02 Juni 2022
Batik merupakan karya bangsa Indonesia yang terdiri dari perpaduan antara seni dan teknologi oleh leluhur bangsa Indonesia, yang membuat batik memiliki daya tarik adalah karena batik memiliki corak ...
by museum || 24 Mei 2022
Raden Dewi Sartika dilahirkan tanggal 4 Desember 1884 di Cilengka, Jawa Barat, puteri Raden Somanagara dari ibu Raden Ayu Rajapermas. Dewi Sartika menumpuh Pendidikan di Cicalengka. Di sekolah ia ...
by museum || 18 September 2023
Limbah merupakan masalah besar yang dirasakan di hampir setiap negara. Jumlah limbah akan semakin bertambah seiring berjalannya waktu. Permasalahan sampah timbul dari berbagai sektor terutama dari ...
by museum || 24 Oktober 2022
Raden Ayu Lasminingrat terlahir dengan nama Soehara pada than 1843, merupakan putri seorang Ulama/Kyai, Penghulu Limbangan dan Sastrawan Sunda, Raden Haji Muhamad Musa dengan Raden Ayu Ria. Lasmi ...
by admin || 11 Mei 2012
YOGYA (KRjogja.com) - Sabda tama yang disampaikan oleh Raja Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Sri Sultan HB, secara lugas menegaskan akan posisi tawar Kraton dan Pakualaman dalam NKRI. Sabda tama ini ...
by admin || 11 Mei 2012
YOGYA (KRjogja.com) - Kerabat Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, KRT Hadi Jatiningrat menafsirkan sabda tama Sri Sultan Hamengku Buwono X, sebagai bentuk penegasan bahwa persoalan yang menyangkut ...
by admin || 18 Juni 2013
"SIFAT petir itu muncul secara spontan, mendadak, tidak memilih sasaran. Beda dengan petir yang di lapas Cebongan. Sistemik, terkendali," ujar Pak Petir.Pernyataan tersebut lalu dikomentari super ...