by ifid|| 07 Juli 2025 || || 179 kali
Yogyakarta, 6 Juli 2025 – Daerah Istimewa Yogyakarta, selalu kaya akan cerita narasi kebudayaan. Kali ini, denyut nadi tradisi, kearifan lokal, dan semangat gotong royong berpadu harmonis dengan hiruk pikuk gerbang dunia. Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta melalui Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) DIY kembali mempersembahkan Pentas Seni Kalurahan/Kelurahan Budaya, yang kolaborasi dengan Bandar Udara Internasional Yogyakarta (YIA) sukses digelar pada tanggal 6 Juli 2025.
Kegiatan ini bukan sekadar pementasan biasa yang menampilkan gerak dan nada semata. Ini adalah manifestasi nyata dari komitmen DIY dalam melestarikan, mengembangkan, dan mengapresiasi kekayaan seni tradisional yang tumbuh subur di setiap pelosok desa dan kelurahan budaya. Selama dua hari penuh di kompleks YIA, seluruh potensi terbaik dipamerkan, mulai dari tarian heroik yang penuh semangat juang, hingga gerak penuh syukur atas anugerah alam. Ada pula ekspresi jati diri pemuda yang inovatif, serta kisah-kisah legendaris yang hidup dalam setiap gerakan dan lirik.
Melalui kolaborasi strategis dengan YIA, Dinas Kebudayaan DIY mengambil langkah progresif yang patut diacungi jempol. Potensi seni tradisional tidak hanya dinikmati oleh masyarakat lokal, tetapi juga diperkenalkan kepada ribuan wisatawan domestik maupun mancanegara yang setiap harinya melintasi gerbang udara ini. Bayangkan, para pelancong yang baru tiba di tanah Yogyakarta, disambut dengan irama gamelan yang magis nan menenangkan, atau disuguhkan tarian gemulai yang penuh makna dan filosofi mendalam. Ini adalah pintu gerbang budaya yang sesungguhnya, sebuah sambutan hangat yang menawan hati dan memperkenalkan kekayaan warisan tak benda Yogyakarta sejak detik pertama kedatangan.
Pada gelaran kali ini, lima kalurahan budaya yang tampil semuanya berasal dari Kota Yogyakarta dan Kabupaten Bantul, menunjukkan kekayaan dan keragaman seni budaya dari salah satu kabupaten di DIY.
Pentas Seni Kalurahan Budaya di YIA menjadi ajang bagi kalurahan-kalurahan terpilih untuk memamerkan identitas budaya mereka yang unik dan memukau. Dari Kota Yogyakarta, tampil dua kelurahan yang membawa semangat urban namun tetap berakar pada tradisi. Sementara itu, tiga kalurahan dari Kabupaten Bantul menampilkan kekayaan seni pedesaan yang kental dengan nilai-nilai agraris dan gotong royong.
Kelurahan Wukirsari, Imogiri, Bantul: Pesona Tari Suko Pari Suko dan Potensi Unggulan Salah satu penampilan yang mencuri perhatian adalah Tari Suko Pari Suko dari Kelurahan Wukirsari, Imogiri, Bantul. Tarian tradisional ini terinspirasi dari kehidupan para petani padi di Kabupaten Bantul. "Suko" berarti suka atau bahagia, sedangkan "Pari" berarti padi, sehingga secara makna, tarian ini menggambarkan rasa syukur dan kebahagiaan masyarakat tani atas hasil panen yang melimpah. Tari ini mengangkat nilai-nilai kearifan lokal, seperti gotong royong, kerja keras, dan keharmonisan antara manusia dan alam. Gerakannya mencerminkan aktivitas bertani mulai dari menanam, merawat, hingga memanen padi, disertai ekspresi kegembiraan saat panen tiba. Iringan musik gamelan berpadu dengan suara alam, menciptakan nuansa kehidupan pedesaan yang damai dan subur.
Potensi unggulan Kelurahan Wukirsari meliputi: Sentra Batik Tulis Giriloyo, Sentra Kerajinan Wayang Kulit Pucung, Sentra Produksi Sangkar Burung, Sentra Produksi Rajut (sepatu, tas, dan souvenir), Pengobatan Tradisional Gurah, Sentra Produksi Teh Gurah, Sentra Produksi Wedang Uwuh dan Produksi Minyak Atsiri dan turunannya
Kelurahan Sabdodadi, Bantul: Gandhes Luwes dan Pratidi Dari Bantul, Kelurahan Sabdodadi mempersembahkan dua tarian yang memukau: Tari Gandhes Luwes dan Tari Pratidi. Tari Gandhes Luwes menampilkan ketrampilan, kegeluwesan, dan keluwesan gadis-gadis remaja dalam melakukan aktivitas budaya Jawa. Sementara itu, Tari Pratidi menceritakan tentang makna dan simbolis dari tumpeng, yang dalam budaya Jawa tumpeng memiliki banyak makna, salah satunya "Harapan". Bentuk tumpeng yang mengerucut melambangkan harapan untuk sesuatu hal yang lebih baik, dan dianggap sebagai pesan leluhur mengenai permohonan kepada Yang Maha Kuasa agar terhindar dari hal yang tidak baik.
Potensi unggulan Kelurahan Sabdodadi meliputi: Kesenian: Sendratari "Belik Patirtan Kamulyan", Tari, Reog & Jathilan, Hadroh, Sholawatan, Samroh, Karawitan, Campursari, dan lain-lain. Upacara Adat: Kenduri Ageng Hari Jadi Sabdodadi. Kuliner: Aneka Peyek, Minuman (Jahe Instan), Gudeg Manggar, Bakmi, dan lain-lain. Kerajinan: Kulit Manding (Jaket, Tas, Sepatu, Topi, dan lain-lain), Anyaman Bambu, Batik Ecoprint, dan lain-lain. Cagar Budaya: Sendang Patirtan Kamulyan, Watu Lumpang, Watu Kenteng, Watu Gedog (Komboran Jaran), dan Joglo Kalurahan Pertama.
Pentas Seni Kalurahan Budaya di YIA bukan hanya sekadar pertunjukan, melainkan sebuah jembatan budaya yang menghubungkan kekayaan lokal dengan panggung internasional. Inisiatif ini membuka peluang baru bagi para seniman dan pelaku budaya di tingkat kalurahan untuk mendapatkan apresiasi yang lebih luas, sekaligus menarik minat wisatawan untuk menjelajahi lebih dalam keunikan Yogyakarta.
Kelurahan Warungboto, Umbulharjo, Kota Yogyakarta: Wulang Wring dan Senyum Indonesia Dari Kota Yogyakarta, Kelurahan Warungboto menampilkan Tari Wulang Wring dan Tari Senyum Indonesia. Tari Wulang Wring menggambarkan keceriaan anak-anak Sekolah Dasar yang sedang bermain dari kecil hingga dewasa, semangat yang ceria dan lincah, serta mencerminkan kegembiraan masa kecil, kebersamaan, serta semangat untuk menimba ilmu. Tarian ini merupakan perwujudan tentang pentingnya pendidikan sejak dini dan indahnya masa kanak-kanak yang penuh warna.
Tari Senyum Indonesia adalah tarian kolaboratif yang menggambarkan kekayaan dan keberagaman budaya Nusantara melalui gerakan dari berbagai daerah di Indonesia. Setiap gerakan tarian memiliki makna dan filosofi yang mendalam, mulai dari gerakan tangan yang lembut dan anggun hingga yang dinamis dan penuh semangat. Dengan iringan musik daerah yang harmonis, tarian ini menciptakan suasana yang penuh kehangatan yang menyatu dalam satu senyuman Indonesia, simbol persatuan dalam keberagaman bangsa.
Potensi kesenian yang ada di Warungboto meliputi: Karawitan (gamelan): Beberapa kelompok seperti Trismo Laras, Kusuma Laras, dan Laras Lupat secara rutin melatih gamelan tradisional, macapat, dan panembromo, menjaga eksistensi musik Jawa klasik. Tari & Sanggar Tari: Terdapat berbagai group tari: Puspa Arum (kreasi anak-anak), Laksita Putri (kontemporer), Among Swati (tradisional), serta Kelompok Kancil (klasik & modern), yang menampilkan kreasi tari dari usia muda. Ketoprak & Teater: Menampilkan Kelompok Tresno Budoyo dan teater Nggerly menyasar pengembangan cerita rakyat dan drama lokal, juga untuk pendidikan karakter. Reog & Jathilan: Jathilan & Reog: Atraksi tradisional berkuda dan tari barongan, biasanya tampil dalam perayaan acara-acara besar. Bregodo / Seni Keprajuritan: Persembahan barisan prajurit seperti pada kelompok Bregodo Wira Tirtu Brata.
"Saya bangga bisa menjadi bagian dari acara ini. Bisa menari di bandara, tempat di mana orang dari seluruh dunia datang, rasanya luar biasa. Ini adalah kesempatan emas untuk menunjukkan pada dunia betapa indahnya budaya kita," ujar Towok salah satu penari dari Kalurahan Warungboto.
Seorang turis mancanegara Bernata, yang sedang menunggu penerbangan, terlihat antusias. "Saya sangat terkejut disambut dengan pertunjukan tari yang indah ini. Ini adalah cara yang sangat unik dan berkesan untuk memulai atau mengakhiri kunjungan di Yogyakarta. Budaya di sini benar-benar menawan!" tuturnya dengan senyum.
Dampak Positif dan Harapan ke Depan Kolaborasi antara Dinas Kebudayaan DIY dan YIA ini diharapkan dapat menjadi model bagi daerah lain dalam mempromosikan kebudayaan. Dengan menempatkan seni tradisional di area publik yang ramai seperti bandara, pesan tentang kekayaan budaya Indonesia dapat disampaikan secara efektif kepada audiens yang lebih luas. Ini adalah investasi jangka panjang untuk pelestarian budaya dan peningkatan pariwisata.
Para wisatawan yang baru tiba di Yogyakarta tidak hanya disuguhi pemandangan indah, tetapi juga pengalaman budaya yang mendalam sejak pertama kali menginjakkan kaki di Bumi Mataram. Diharapkan, kegiatan semacam ini dapat terus berlanjut dan melibatkan lebih banyak kalurahan budaya dari seluruh kabupaten di DIY, sehingga keberagaman seni dan tradisi Yogyakarta dapat terus bersinar di kancah global.
by museum || 04 Juli 2023
Air merupakan salah satu sumber daya alam yang diperlukan untuk kelangsungan hidup makhluk hidup di bumi. Untungnya, air adalah sumber daya alam terbarukan. Proses pembaharuan air berlangsung dalam ...
by museum || 02 Juni 2022
Batik merupakan karya bangsa Indonesia yang terdiri dari perpaduan antara seni dan teknologi oleh leluhur bangsa Indonesia, yang membuat batik memiliki daya tarik adalah karena batik memiliki corak ...
by museum || 24 Mei 2022
Raden Dewi Sartika dilahirkan tanggal 4 Desember 1884 di Cilengka, Jawa Barat, puteri Raden Somanagara dari ibu Raden Ayu Rajapermas. Dewi Sartika menumpuh Pendidikan di Cicalengka. Di sekolah ia ...
by museum || 18 September 2023
Limbah merupakan masalah besar yang dirasakan di hampir setiap negara. Jumlah limbah akan semakin bertambah seiring berjalannya waktu. Permasalahan sampah timbul dari berbagai sektor terutama dari ...
by museum || 24 Oktober 2022
Raden Ayu Lasminingrat terlahir dengan nama Soehara pada than 1843, merupakan putri seorang Ulama/Kyai, Penghulu Limbangan dan Sastrawan Sunda, Raden Haji Muhamad Musa dengan Raden Ayu Ria. Lasmi ...
by admin || 11 Mei 2012
YOGYA (KRjogja.com) - Sabda tama yang disampaikan oleh Raja Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Sri Sultan HB, secara lugas menegaskan akan posisi tawar Kraton dan Pakualaman dalam NKRI. Sabda tama ini ...
by admin || 11 Mei 2012
YOGYA (KRjogja.com) - Kerabat Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, KRT Hadi Jatiningrat menafsirkan sabda tama Sri Sultan Hamengku Buwono X, sebagai bentuk penegasan bahwa persoalan yang menyangkut ...
by admin || 18 Juni 2013
"SIFAT petir itu muncul secara spontan, mendadak, tidak memilih sasaran. Beda dengan petir yang di lapas Cebongan. Sistemik, terkendali," ujar Pak Petir.Pernyataan tersebut lalu dikomentari super ...