Menggugah Semangat Generasi Muda lewat Gamelan: Festival Karawitan Anak DIY 2025 Memukau Publik

by ifid|| 28 Juli 2025 || || 159 kali

...

Yogyakarta, 27 Juli 2025 - Denting gamelan, suara sinden yang melengking merdu, dan tabuhan kendang yang dinamis mengisi ruang Auditorium Grha Budaya, Taman Budaya Embung Giwangan, Yogyakarta, pada Sabtu sore (26/07/2025). Suasana semarak tersebut berasal dari Festival Karawitan Anak Antar-Kabupaten/Kota se-Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2025. Acara yang diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan DIY ini menjadi panggung bagi lima kontingen muda dari empat kabupaten dan satu kota untuk menunjukkan bakat dan kecintaan mereka terhadap seni karawitan.

Festival yang dimulai sejak pukul 13.00 WIB ini bukan sekadar ajang kompetisi, melainkan sebuah perayaan budaya yang bertujuan untuk menumbuhkan minat dan regenerasi seniman karawitan di kalangan anak-anak. Partisipasi dari Kabupaten Bantul, Kota Yogyakarta, Kabupaten Kulon Progo, Kabupaten Sleman, dan Kabupaten Gunungkidul menunjukkan bahwa semangat pelestarian budaya Jawa, khususnya seni karawitan, masih begitu kuat berakar di hati generasi penerus.

Dalam sambutannya, Dian Lakshmi Pratiwi Kepala Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) DIY menyampaikan apresiasi yang tinggi terhadap semangat para peserta dan pembimbing. "Festival ini adalah bukti nyata bahwa seni karawitan tidak akan hilang. Anak-anak ini adalah penjaga warisan budaya kita di masa depan," ujarnya. Ia juga berharap kegiatan serupa dapat terus dilakukan secara rutin untuk menciptakan ekosistem seni yang sehat dan berkelanjutan.

Di Balik Layar Pertunjukan: Dedikasi, Semangat, dan Jalinan Persaudaraan

Panggung Auditorium Grha Budaya menjadi saksi bisu dari kerja keras dan dedikasi luar biasa yang telah dicurahkan oleh para peserta cilik. Jauh sebelum hari-H, mereka telah melewati proses latihan yang intensif, mengorbankan waktu bermain demi menguasai setiap nada dan irama gamelan.

Di area belakang panggung, ketegangan bercampur dengan antusiasme. Wajah-wajah mungil mereka menunjukkan ekspresi fokus, sesekali dibisiki kata-kata penyemangat oleh para pembimbing. "Senang bisa tampil di sini, Mas. Saya sudah latihan keras sama teman-teman. Rasanya deg-degan, tapi juga bangga," ujar salah satu peserta dari kontingen Kulon Progo dengan senyum malu-malu.

Tak hanya sekadar kompetisi, festival ini juga menjadi ajang untuk menjalin persaudaraan antar kontingen. Di sela-sela penampilan, mereka terlihat saling bertegur sapa, berbagi cerita, dan bahkan berfoto bersama. Pemandangan ini membuktikan bahwa seni karawitan mampu melebur sekat-sekat geografis dan menumbuhkan rasa kebersamaan yang kuat. Bagi para orang tua, festival ini adalah momen kebanggaan. "Saya sangat mendukung anak saya belajar karawitan. Selain melestarikan budaya, ini juga mengajarkan disiplin dan kerja sama tim," tutur seorang ibu dari peserta asal Kabupaten Bantul.

Para Juri Membedah Harmonisasi dan Kreativitas Gamelan Anak-Anak

Penilaian dalam sebuah kompetisi seni selalu menjadi hal yang paling krusial. Dalam Festival Karawitan Anak DIY 2025, dewan juri yang terdiri dari para pakar karawitan terkemuka, seperti P. Suparto, S.Sn., M.A. (Ketua Juri), Sumanto, S.Sn., Muchlas Hidayat, S.Sn., Wahyu Kresnawati, S.Sn., dan Ki Parjiyo, memiliki tugas berat. Mereka harus mencermati setiap detail penampilan dari para peserta.

Berdasarkan keputusan dewan juri, kriteria penilaian dibagi menjadi tiga aspek utama: Teknik, Garap, dan Penyajian Keseluruhan.

Aspek Teknik mencakup penguasaan instrumen (ricikan gamelan), penguasaan irama, serta teknik olah vokal dan penguasaan materi lomba. Ini adalah fondasi dasar yang harus dikuasai oleh setiap seniman karawitan.

Aspek Garap berfokus pada kreativitas dan harmonisasi. Juri menilai keselarasan volume, keserasian paduan cengkok tabuhan, serta kreativitas garap gending dan vokal.

Aspek Penyajian Keseluruhan menjadi penentu akhir, di mana dewan juri melihat keselarasan etika dan estetika dari keseluruhan penampilan, termasuk sikap, ekspresi, dan harmonisasi antar pemain.

Proses penjurian yang ketat dan objektif ini akhirnya menghasilkan para pemenang terbaik, baik dari kategori kelompok maupun perorangan. Setelah melalui pertimbangan yang mendalam, para juri mengumumkan Keputusan Dewan Juri yang tidak dapat diganggu gugat.

Kabupaten Bantul Berjaya, Talenta-Talenta Muda Bermunculan

Setelah penantian yang mendebarkan, pengumuman pemenang menjadi puncak acara. Kabupaten Bantul berhasil mendominasi dan meraih gelar tertinggi sebagai Penyaji Terbaik I dengan perolehan nilai 3821.

Posisi berikutnya diikuti oleh:

Penyaji Terbaik II: Kota Yogyakarta (Nilai 3752)

Penyaji Terbaik III: Kabupaten Kulon Progo (Nilai 3700)

Penyaji Terbaik IV: Kabupaten Sleman (Nilai 3665)

Penyaji Terbaik V: Kabupaten Gunungkidul (Nilai 3586)

Festival ini juga menjadi ajang pengakuan bagi talenta-talenta perorangan. Nama-nama baru yang bersinar di panggung festival antara lain:

Pengendang Terbaik: Vhiko Septu Fitanta (Kabupaten Bantul)

Pembonang Barung Terbaik: Reno Potra Yulianto (Kabupaten Bantul)

Pembonang Penerus Terbaik: Christable Epifania Manuela P. (Kabupaten Kulon Progo)

Pemeking Terbaik: Almira Sahda Asharika (Kota Yogyakarta)

Solo Vokal Terbaik: Adimas Alby Ersani Widyaputra (Kota Yogyakarta)

Keberhasilan para pemenang ini bukan hanya menjadi kebanggaan bagi kontingen masing-masing, tetapi juga menjadi motivasi bagi peserta lain untuk terus berlatih dan mengasah kemampuan. Festival Karawitan Anak DIY 2025 telah berhasil mencapai tujuannya untuk meregenerasi seniman-seniman karawitan muda. Acaranya mungkin telah usai, namun gema nada gamelan dan semangat para peserta akan terus bergaung, menjanjikan masa depan yang cerah bagi seni karawitan di Daerah Istimewa Yogyakarta.

Berita Terpopuler


...
Siklus Air: Definisi, Proses, dan Jenis Siklus Air

by museum || 04 Juli 2023

Air merupakan salah satu sumber daya alam yang diperlukan untuk kelangsungan hidup makhluk hidup di bumi. Untungnya, air adalah sumber daya alam terbarukan. Proses pembaharuan air berlangsung dalam ...


...
Batik Kawung

by museum || 02 Juni 2022

Batik merupakan karya bangsa Indonesia yang terdiri dari perpaduan antara seni dan teknologi oleh leluhur bangsa Indonesia, yang membuat batik memiliki daya tarik adalah karena batik memiliki corak ...


...
Pahlawan Perintis Pendidikan Perempuan Jawa Barat Raden Dewi Sartika (1884-1947)

by museum || 24 Mei 2022

Raden Dewi Sartika dilahirkan tanggal 4 Desember 1884 di Cilengka, Jawa Barat, puteri Raden Somanagara dari ibu Raden Ayu Rajapermas. Dewi Sartika menumpuh Pendidikan di Cicalengka. Di sekolah ia ...


...
Limbah Industri: Jenis, Bahaya dan Pengelolaan Limbah

by museum || 18 September 2023

Limbah merupakan masalah besar yang dirasakan di hampir setiap negara. Jumlah limbah akan semakin bertambah seiring berjalannya waktu. Permasalahan sampah timbul dari berbagai sektor terutama dari ...


...
Raden Ayu Lasminingrat Tokoh Intelektual Pertama

by museum || 24 Oktober 2022

Raden Ayu Lasminingrat terlahir dengan nama Soehara pada than 1843, merupakan putri seorang Ulama/Kyai, Penghulu Limbangan dan Sastrawan Sunda, Raden Haji Muhamad Musa dengan Raden Ayu Ria. Lasmi ...



Berita Terkait


...
Inilah Sabda Tama Sultan HB X

by admin || 11 Mei 2012

YOGYA (KRjogja.com) - Sabda tama yang disampaikan oleh Raja Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Sri Sultan HB, secara lugas menegaskan akan posisi tawar Kraton dan Pakualaman dalam NKRI. Sabda tama ini ...


...
Permasalahan Pakualaman Juga Persoalan Kraton

by admin || 11 Mei 2012

YOGYA (KRjogja.com) - Kerabat Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, KRT Hadi Jatiningrat menafsirkan sabda tama Sri Sultan Hamengku Buwono X, sebagai bentuk penegasan bahwa persoalan yang menyangkut ...


...
PENTAS TEATER 'GUNDALA GAWAT'

by admin || 18 Juni 2013

"SIFAT petir itu muncul secara spontan, mendadak, tidak memilih sasaran. Beda dengan petir yang di lapas Cebongan. Sistemik, terkendali," ujar Pak Petir.Pernyataan tersebut lalu dikomentari super ...





Copyright@2025

Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Daerah Istimewa Yogyakarta