Mutiara Nusantara di Jantung Kota Budaya: Keindahan Gerak dan Pesan Persatuan di HUT ke-80 RI

by ifid|| 18 Agustus 2025 || || 52 kali

...

Yogyakarta – Dalam suasana khidmat upacara penurunan bendera peringatan Hari Ulang Tahun ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia di Istana Negara Yogyakarta, 17 Agustus 2025, rumpur di Istana Negara Yogyakarta menjadi saksi bisu sebuah karya seni yang memukau. Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) DIY, berkolaborasi dengan SMKN 1 Kasihan (SMKI Yogyakarta), menghadirkan sebuah persembahan istimewa berupa garapan tari “Mutiara Nusantara”. Tampil dengan penuh semangat, pertunjukan ini berhasil memukau seluruh hadirin, termasuk peserta upacara dan masyarakat yang menyaksikan, dengan harmoni gerak, musik, dan visual yang mempesona.

Di bawah kepemimpinan Kepala Sekolah, Agus Suranto, S.Pd., M.Sn., pertunjukan ini merupakan buah kolaborasi yang apik dari para seniman dan pendidik. Agus Sukina, S.Sn., didapuk sebagai Sutradara sekaligus Penata Iringan, menyatukan setiap elemen pertunjukan agar berpadu secara harmonis. Sementara itu, Suwantoro, S.Pd., dan Dian Wulansari, S.Sn., bertanggung jawab sebagai Penata Tari, merangkai gerak-gerak dinamis yang kaya makna. Sentuhan akhir yang menyempurnakan penampilan datang dari Anna Yully Astuti, S.Sn., sebagai Penata Rias dan Busana yang berhasil menghadirkan keindahan visual yang memukau.

Sebanyak 75 siswa SMKI Yogyakarta, dengan dedikasi dan latihan yang intensif, berhasil menampilkan tarian ini dengan penuh energi dan penghayatan. Mereka tidak hanya sekedar menari, melainkan menjadi duta-duta kecil yang membawa pesan besar tentang kekayaan dan persatuan bangsa.

Simfoni Gerak dari Sabang hingga Merauke

Tari “Mutiara Nusantara” bukan sekadar rangkaian gerak tari biasa. Lebih dari itu, tarian ini adalah cerminan kekayaan budaya Indonesia yang terbentang luas dari Sabang di ujung barat hingga Merauke di ujung timur. Setiap gerakan, setiap formasi, dan setiap ornamen busana seolah bercerita tentang keindahan dan keunikan setiap daerah.

Para penari seolah menjadi untaian mutiara yang dirangkai menjadi satu kalung indah. Gerakan yang dinamis dan penuh warna menampilkan keragaman suku, bahasa, dan adat istiadat yang ada di Nusantara. Pada satu momen, gerak tari menampilkan keanggunan tarian Jawa atau Bali, lalu beralih dengan cepat ke energi yang membara dari tarian Sumatera, dan kemudian menghadirkan nuansa eksotis dari tarian Papua. Transisi yang mulus ini menunjukkan betapa beragamnya budaya kita, namun pada saat yang sama, betapa eratnya kita terikat dalam satu identitas: Indonesia.

"Kami ingin menampilkan pesan yang kuat tentang persatuan dalam keberagaman," ujar Agus Suranto, S.Pd., M.Sn. dalam sebuah wawancara. "Lewat seni, kami berharap generasi muda dan seluruh masyarakat bisa melihat dan merasakan betapa indahnya jika kita bersatu, meskipun kita berbeda."

Di Balik Layar: Dedikasi dan Semangat Para Seniman Muda

Kesuksesan penampilan “Mutiara Nusantara” tidak lepas dari kerja keras dan dedikasi yang luar biasa dari para penari dan tim kreatif. Berbulan-bulan sebelum hari-H, para siswa SMKI Yogyakarta berlatih dengan gigih, mengasah setiap gerakan, dan menyempurnakan setiap detail. Latihan intensif ini dilakukan di tengah padatnya jadwal sekolah, namun semangat mereka tak pernah surut.

Para penari mengaku bangga bisa menjadi bagian dari momen bersejarah ini. "Rasanya campur aduk, tegang, tapi juga bangga banget," ungkap salah satu siswi yang turut tampil. "Ini pengalaman yang tidak terlupakan. Kami bisa tampil di Istana Negara, di depan banyak pejabat, dan membawa nama sekolah. Kami merasa bangga bisa ikut merayakan kemerdekaan dengan cara kami sendiri, yaitu lewat seni."

Dukungan penuh dari Dinas Kebudayaan DIY dan SMKN 1 Kasihan menjadi fondasi utama keberhasilan ini. Kolaborasi ini membuktikan bahwa seni tidak hanya menjadi media ekspresi, tetapi juga sarana efektif untuk menanamkan nilai-nilai kebangsaan, cinta tanah air, dan persatuan.

Lebih dari Sekadar Hiburan: Penghormatan dan Ajakan untuk Menjaga Budaya

Lebih dari sekadar hiburan, penampilan tari “Mutiara Nusantara” adalah sebuah penghormatan mendalam terhadap perjuangan para pahlawan yang telah mengorbankan segalanya demi kemerdekaan. Melalui tarian ini, para penari seolah menyampaikan terima kasih atas jasa-jasa para pendahulu yang telah mewariskan kemerdekaan dan kekayaan budaya.

Pada saat yang sama, pertunjukan ini adalah ajakan bagi seluruh masyarakat, khususnya generasi muda, untuk terus menjaga budaya sebagai mutiara bangsa. Di tengah gempuran budaya asing yang kian deras, seni tradisional menjadi benteng yang kuat untuk mempertahankan identitas bangsa. "Kami berharap tarian ini bisa menginspirasi banyak orang untuk lebih mencintai dan melestarikan budaya kita sendiri," tambah Agus Suranto. "Karena budaya adalah jati diri kita, dan Mutiara Nusantara ini adalah buktinya."

Penampilan yang memukau di Istana Negara Yogyakarta ini menjadi pengingat bahwa seni, budaya, dan pendidikan adalah pilar penting dalam membangun bangsa. Melalui kolaborasi yang harmonis, seperti yang ditunjukkan oleh Dinas Kebudayaan DIY dan SMKN 1 Kasihan, kita dapat terus menghidupkan semangat nasionalisme dan menjaga keindahan budaya Indonesia untuk generasi yang akan datang.

Berita Terpopuler


...
Siklus Air: Definisi, Proses, dan Jenis Siklus Air

by museum || 04 Juli 2023

Air merupakan salah satu sumber daya alam yang diperlukan untuk kelangsungan hidup makhluk hidup di bumi. Untungnya, air adalah sumber daya alam terbarukan. Proses pembaharuan air berlangsung dalam ...


...
Batik Kawung

by museum || 02 Juni 2022

Batik merupakan karya bangsa Indonesia yang terdiri dari perpaduan antara seni dan teknologi oleh leluhur bangsa Indonesia, yang membuat batik memiliki daya tarik adalah karena batik memiliki corak ...


...
Pahlawan Perintis Pendidikan Perempuan Jawa Barat Raden Dewi Sartika (1884-1947)

by museum || 24 Mei 2022

Raden Dewi Sartika dilahirkan tanggal 4 Desember 1884 di Cilengka, Jawa Barat, puteri Raden Somanagara dari ibu Raden Ayu Rajapermas. Dewi Sartika menumpuh Pendidikan di Cicalengka. Di sekolah ia ...


...
Limbah Industri: Jenis, Bahaya dan Pengelolaan Limbah

by museum || 18 September 2023

Limbah merupakan masalah besar yang dirasakan di hampir setiap negara. Jumlah limbah akan semakin bertambah seiring berjalannya waktu. Permasalahan sampah timbul dari berbagai sektor terutama dari ...


...
Raden Ayu Lasminingrat Tokoh Intelektual Pertama

by museum || 24 Oktober 2022

Raden Ayu Lasminingrat terlahir dengan nama Soehara pada than 1843, merupakan putri seorang Ulama/Kyai, Penghulu Limbangan dan Sastrawan Sunda, Raden Haji Muhamad Musa dengan Raden Ayu Ria. Lasmi ...



Berita Terkait


...
Inilah Sabda Tama Sultan HB X

by admin || 11 Mei 2012

YOGYA (KRjogja.com) - Sabda tama yang disampaikan oleh Raja Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Sri Sultan HB, secara lugas menegaskan akan posisi tawar Kraton dan Pakualaman dalam NKRI. Sabda tama ini ...


...
Permasalahan Pakualaman Juga Persoalan Kraton

by admin || 11 Mei 2012

YOGYA (KRjogja.com) - Kerabat Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, KRT Hadi Jatiningrat menafsirkan sabda tama Sri Sultan Hamengku Buwono X, sebagai bentuk penegasan bahwa persoalan yang menyangkut ...


...
PENTAS TEATER 'GUNDALA GAWAT'

by admin || 18 Juni 2013

"SIFAT petir itu muncul secara spontan, mendadak, tidak memilih sasaran. Beda dengan petir yang di lapas Cebongan. Sistemik, terkendali," ujar Pak Petir.Pernyataan tersebut lalu dikomentari super ...





Copyright@2025

Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Daerah Istimewa Yogyakarta