by ifid|| 18 Agustus 2025 || || 64 kali
Yogyakarta - 17 Agustus 2025, di Gerbang Utama Gedung Agung, Yogyakarta, berubah menjadi panggung megah bagi ratusan pelajar. Mereka tidak datang sebagai penonton, melainkan sebagai bagian penting dari sebuah perhelatan akbar, Aubade Pelajar DIY. Di bawah langit pagi yang cerah, para generasi muda ini menyatukan suara dan gerak dalam sebuah pertunjukan yang sarat makna.
Acara ini bukan sekadar upacara, melainkan perwujudan nyata dari semangat kebangsaan yang diresapi oleh para pelajar. Kolaborasi harmonis antara paduan suara, orkestra, dan tari-tarian tradisional menciptakan sebuah pertunjukan yang tidak hanya menghibur, tetapi juga membangkitkan rasa bangga akan identitas bangsa. Laporan feature ini akan membawa Anda lebih dekat, menggali pengalaman, kesan, dan harapan yang dikemas oleh para peserta muda.
Peran Sentral Dinas Kebudayaan DIY dan SMM Yogyakarta
Kesuksesan acara Aubade ini tidak lepas dari peran sentral Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) DIY. Kundha Kabudayan, menjadi inisiator dan fasilitator utama, yang berkolaborasi dengan sekolah-sekolah di seluruh DIY. Mereka mengumpulkan pelajar-pelajar terbaik dari tingkat SMP dan SMA, melatih mereka, dan memastikan setiap detail acara berjalan lancar. Melalui program ini, Dinas Kebudayaan DIY menunjukkan komitmennya dalam melestarikan dan mengembangkan seni budaya di kalangan generasi muda.
Di sisi musik, Sekolah Menengah Musik (SMM) Yogyakarta memainkan peran yang krusial. Para siswa SMM menjadi orkestra pengiring paduan suara yang terdiri dari pelajar-pelajar SMP dan SMA. Kemampuan mereka dalam mengolah melodi lagu-lagu nasional menjadi sebuah simfoni yang megah, memberikan kesan khidmat dan penuh semangat selama upacara berlangsung. Kolaborasi antara pelajar paduan suara dari berbagai sekolah dengan orkestra SMM Yogyakarta adalah bukti nyata bahwa seni dapat menjadi jembatan yang menyatukan beragam latar belakang.
Kebanggaan Bernyanyi di Gedung Bersejarah
Bagi Marcello dan Almas, dua pelajar yang tampil dengan kostum adat Dayak yang memukau, momen ini adalah puncak dari kebanggaan mereka. Mereka berdiri di depan, menjadi bagian dari sebuah orkestra yang mengiringi lagu-lagu nasional, sebuah pengalaman yang tidak mungkin dilupakan. “Sangat bangga dan bahagia tentunya, karena bisa bernyanyi bersama dengan orkestra di Gedung Agung ini,” ujar Marcello, matanya berbinar. Senada dengannya, Almas menambahkan bahwa kesempatan seperti ini sangat langka dan berharga.
Perasaan yang sama juga diungkapkan oleh Nada, Karen, dan Diah, yang berpartisipasi sebagai bagian dari paduan suara. Tampil dalam balutan seragam serba hitam, mereka merasa terhormat bisa merayakan hari kemerdekaan di tempat yang sarat sejarah. “Kesannya ikut Aubade ini sangat bangga karena dapat merayakan ulang tahun kemerdekaan Indonesia di Gedung Agung Yogyakarta ini bersama orkes-orkes dan kolaborasi dengan sekolah-sekolah lain,” jelas salah satu dari mereka. Kolaborasi ini, menurut mereka, tidak hanya tentang menyanyi, tetapi juga tentang memperluas persahabatan dan mengenal bakat dari sekolah lain.
Harmoni Keberagaman dalam Setiap Notasi
Keunikan acara Aubade Pelajar DIY terletak pada keberagaman yang ditampilkan. Para peserta tidak hanya mengenakan seragam sekolah, tetapi juga pakaian adat dari berbagai penjuru Indonesia. Mulai dari Papua, Kalimantan, hingga Sumatera, setiap kostum menceritakan kekayaan budaya yang dimiliki bangsa ini. Melalui perpaduan antara orkestra modern dan kostum tradisional, mereka menggambarkan Bhinneka Tunggal Ika—semangat bersatu dalam keberagaman.
Pengalaman ini tidak hanya memupuk bakat seni, tetapi juga mengajarkan para pelajar tentang nilai-nilai penting seperti disiplin, kerja sama, dan komitmen. Mereka melalui proses latihan yang panjang dan intensif untuk mencapai kesempurnaan. Setiap notasi musik dan setiap gerakan tari harus disinkronisasi, membentuk sebuah harmoni yang sempurna. Latihan ini tidak hanya menguji kemampuan vokal dan instrumen, tetapi juga melatih kekompakan dan ketahanan mental.
Pengalaman yang Mengesankan dan Tak Terlupakan
Bagi setiap peserta, Aubade bukan hanya sebuah proyek sekolah atau kegiatan ekstrakurikuler. Itu adalah sebuah perjalanan pribadi yang mengesankan. Caca dan Nisa, yang tampil memukau dengan pakaian adat, mengungkapkan betapa berharganya proses ini. “Bangga banget pastinya,” ucap Nisa. Mereka menyadari bahwa kesempatan seperti ini tidak datang dua kali. “Dan kapan lagi dapat kesempatan kayak gini,” tambahnya. Pengalaman ini mengajarkan mereka untuk menghargai setiap momen dan berani mengejar kesempatan.
Lelah setelah latihan intensif, dan gugup sebelum tampil, semua itu terbayar lunas saat mereka berhasil menyanyikan lagu-lagu nasional dengan sempurna. Terlebih lagi, tampil di Gedung Agung, sebuah bangunan bersejarah yang menjadi saksi bisu perjuangan bangsa, memberikan kebanggaan tersendiri. Mereka tidak hanya tampil di depan publik, tetapi juga di hadapan para pejabat penting, membuat mereka merasa dihargai dan diakui. Hal ini juga menjadi motivasi bagi mereka untuk terus berkarya dan mencintai budaya bangsa.
Di akhir acara, wajah-wajah para pelajar memancarkan kepuasan dan kebahagiaan. Pengalaman ini lebih dari sekadar penampilan, melainkan sebuah pelajaran hidup yang berharga. Mereka belajar bahwa kemerdekaan tidak hanya dirayakan dengan upacara, tetapi juga dengan kreativitas, kolaborasi, dan kecintaan pada tanah air.
Visi Masa Depan yang Lebih Meriah dan Bermakna
Harapan untuk masa depan pun disuarakan dengan lantang. Mereka semua berharap acara ini dapat terus diadakan setiap tahunnya, dan setiap tahunnya akan semakin meriah dan sukses. “Harapan kami untuk Aubade yang selanjutnya adalah semoga Aubade yang selanjutnya bisa lebih meriah lagi, lebih seru lagi,” tutur Nada, mewakili teman-temannya. Ia juga menambahkan, “Pokoknya bagus!”
Pengalaman ini, menurut mereka, akan menjadi kenangan yang tak terlupakan dan pelajaran yang berkesan. “Bisa jadi pelajaran dan pengalaman yang berkesan,” ujar Caca. Bagi mereka, Aubade Pelajar DIY adalah sebuah bukti bahwa semangat kemerdekaan akan terus menyala di hati para generasi muda, yang siap melanjutkan estafet perjuangan melalui jalur seni dan budaya.
Melalui harmoni vokal, simfoni orkestra, dan keindahan tari tradisional, mereka telah menunjukkan kepada kita semua bahwa masa depan Indonesia ada di tangan mereka. Generasi muda ini tidak hanya mewarisi, tetapi juga merawat dan mengembangkan budaya bangsa dengan cara yang modern dan inspiratif. Aubade Pelajar DIY bukan hanya sebuah pertunjukan, tetapi sebuah janji bahwa semangat kebangsaan akan terus hidup dan berkembang di hati para pewarisnya.
Acara ini adalah contoh nyata bagaimana kolaborasi antara lembaga pemerintah, sekolah, dan para pelajar dapat menghasilkan sebuah mahakarya. Itu adalah sebuah perayaan kemerdekaan yang tidak hanya merayakan masa lalu, tetapi juga membangun harapan untuk masa depan yang lebih cerah, di mana semangat persatuan dan keberagaman tetap lestari. (azka dan ray)
by museum || 04 Juli 2023
Air merupakan salah satu sumber daya alam yang diperlukan untuk kelangsungan hidup makhluk hidup di bumi. Untungnya, air adalah sumber daya alam terbarukan. Proses pembaharuan air berlangsung dalam ...
by museum || 02 Juni 2022
Batik merupakan karya bangsa Indonesia yang terdiri dari perpaduan antara seni dan teknologi oleh leluhur bangsa Indonesia, yang membuat batik memiliki daya tarik adalah karena batik memiliki corak ...
by museum || 24 Mei 2022
Raden Dewi Sartika dilahirkan tanggal 4 Desember 1884 di Cilengka, Jawa Barat, puteri Raden Somanagara dari ibu Raden Ayu Rajapermas. Dewi Sartika menumpuh Pendidikan di Cicalengka. Di sekolah ia ...
by museum || 18 September 2023
Limbah merupakan masalah besar yang dirasakan di hampir setiap negara. Jumlah limbah akan semakin bertambah seiring berjalannya waktu. Permasalahan sampah timbul dari berbagai sektor terutama dari ...
by museum || 24 Oktober 2022
Raden Ayu Lasminingrat terlahir dengan nama Soehara pada than 1843, merupakan putri seorang Ulama/Kyai, Penghulu Limbangan dan Sastrawan Sunda, Raden Haji Muhamad Musa dengan Raden Ayu Ria. Lasmi ...
by admin || 11 Mei 2012
YOGYA (KRjogja.com) - Sabda tama yang disampaikan oleh Raja Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Sri Sultan HB, secara lugas menegaskan akan posisi tawar Kraton dan Pakualaman dalam NKRI. Sabda tama ini ...
by admin || 11 Mei 2012
YOGYA (KRjogja.com) - Kerabat Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, KRT Hadi Jatiningrat menafsirkan sabda tama Sri Sultan Hamengku Buwono X, sebagai bentuk penegasan bahwa persoalan yang menyangkut ...
by admin || 18 Juni 2013
"SIFAT petir itu muncul secara spontan, mendadak, tidak memilih sasaran. Beda dengan petir yang di lapas Cebongan. Sistemik, terkendali," ujar Pak Petir.Pernyataan tersebut lalu dikomentari super ...