Membangun Peradaban dari Hati: Kisah Kundha Kabudayan DIY dan Penghargaan MAW Talk 2025

by ifid|| 29 Agustus 2025 || || 95 kali

...

Yogyakarta – Di tengah hiruk pikuk modernisasi, sebuah institusi di Yogyakarta berdiri teguh menjadi penjaga pusaka budaya bangsa. Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) DIY, dengan dedikasi dan inovasinya, berhasil meraih penghargaan bergengsi MAW Talk Awards (MTA) 2025 dalam kategori "Lembaga Publik Berpengaruh". Penghargaan ini bukan sekadar piala, melainkan pengakuan atas kerja keras mereka dalam merajut kembali benang-benang peradaban, membuatnya relevan dan hidup di era digital.

Pemberian penghargaan ini dilaksanakan pada acara puncak The 5th MTA 2025 yang diadakan di Grand Diamond Hotel, Yogyakarta, Kamis (28/8/2025). Acara tersebut dihadiri oleh para pegiat digital, ahli komunikasi, dan pelaku industri kreatif dari berbagai penjuru Indonesia. Saat nama Kundha Kabudayan DIY diumumkan, tepuk tangan riuh mengisi ruangan. Kepala Dinas Kebudayaan DIY, Dian Laksmi Pratiwi., naik ke panggung dengan senyum bangga. "Penghargaan ini adalah milik seluruh masyarakat Daerah Istimewa Yogyakarta, para seniman, budayawan, dan generasi muda yang terus mencintai dan melestarikan budayanya," ujarnya dalam perkataan singkatnya.

Bukan Sekadar Birokrasi: Jejak Inovasi yang Berbuah Pengakuan

Selama ini, dinas kebudayaan sering kali dipandang sebagai entitas birokratis yang kaku. Namun, Kundha Kabudayan DIY membuktikan sebaliknya. Mereka berhasil keluar dari stereotip itu dengan meluncurkan berbagai program yang tidak hanya inovatif, tetapi juga sangat menyentuh akar budaya.

Salah satu program unggulan yang menjadi sorotan juri MTA 2025 adalah "Jogja Budaya Digital." Program ini menggandeng para konten kreator muda untuk mendokumentasikan dan mempublikasikan kekayaan budaya Yogyakarta melalui platform digital seperti YouTube, Instagram, dan TikTok. "Kami menyadari bahwa anak muda kini lebih akrab dengan gawai daripada buku. Daripada melarang, kami justru merangkul mereka untuk menjadi duta budaya di ruang digital," jelas Aris.

Program lain yang juga menarik perhatian adalah "Napak Tilas Budaya Augmented Reality (AR)." Melalui aplikasi khusus, para pengguna dapat menjelajahi situs-situs bersejarah seperti Candi Prambanan dan Keraton Yogyakarta dengan teknologi AR yang canggih. Pengunjung dapat melihat visual rekonstruksi bangunan, menonton tarian kuno, atau mendengarkan cerita sejarah dari tokoh virtual yang muncul di layar ponsel mereka. Inovasi ini mengubah pengalaman berwisata budaya menjadi lebih interaktif dan menyenangkan, terutama bagi generasi milenial dan Gen Z.

Menyatukan Tradisi dan Teknologi: Strategi Komunikasi yang Humanis

Keberhasilan Kundha Kabudayan DIY tidak lepas dari strategi komunikasi mereka yang humanis dan dekat dengan masyarakat. Mereka tidak hanya berfokus pada konten digital yang keren, tetapi juga membangun narasi yang kuat tentang pentingnya budaya sebagai identitas.

"Kami tidak hanya bicara tentang tari atau wayang, tetapi kami menyisipkan pesan tentang filosofi hidup, gotong royong, dan kearifan lokal yang terkandung di dalamnya," kata Kepala Bidang Pelestarian Budaya, Bapak Budi Handoyo. Ia menambahkan bahwa komunikasi mereka juga sangat aktif di media sosial, merespons pertanyaan, dan mengajak diskusi dengan warganet tentang isu-isu budaya. "Kami ingin membuat budaya terasa dekat, bukan sesuatu yang jauh dan kuno."

Selain itu, Kundha Kabudayan DIY juga memanfaatkan data analitik untuk memahami minat audiens. Mereka menganalisis konten apa yang paling banyak diminati, jam berapa audiens paling aktif, dan topik apa yang paling banyak dibicarakan. Data ini kemudian digunakan untuk menyusun program dan konten yang lebih relevan dan tepat sasaran. Pendekatan berbasis data ini jarang diterapkan oleh lembaga publik di sektor budaya, dan inilah yang membuat Kundha Kabudayan DIY menjadi pionir.

Masa Depan Budaya: Dari Yogyakarta untuk Indonesia

Penghargaan MAW Talk Awards 2025 menjadi pengingat bahwa budaya tidak akan mati, tetapi justru harus terus berevolusi. Kundha Kabudayan DIY telah menunjukkan jalan. Mereka membuktikan bahwa tradisi dan teknologi dapat beriringan, bahkan saling menguatkan.

"Kami berharap penghargaan ini bisa menjadi inspirasi bagi dinas-dinas kebudayaan di provinsi lain untuk tidak ragu berinovasi," ungkap Aris. Ia percaya bahwa di tangan generasi muda yang kreatif, budaya bisa menjadi kekuatan baru yang mendefinisikan bangsa.

Kedepannya, Kundha Kabudayan DIY berencana untuk mengembangkan program "Edukasi Budaya Daring" yang menyasar sekolah-sekolah di seluruh Indonesia. Program ini akan menyediakan modul-modul pembelajaran interaktif tentang budaya Yogyakarta, yang dapat diakses secara gratis. Dengan demikian, semangat melestarikan budaya tidak hanya terbatas di DIY, tetapi juga menyebar ke seluruh Nusantara. Penghargaan ini adalah awal, sebuah babak baru dalam perjalanan panjang melestarikan peradaban, yang dimulai dari hati di kota Yogyakarta.

Berita Terpopuler


...
Siklus Air: Definisi, Proses, dan Jenis Siklus Air

by museum || 04 Juli 2023

Air merupakan salah satu sumber daya alam yang diperlukan untuk kelangsungan hidup makhluk hidup di bumi. Untungnya, air adalah sumber daya alam terbarukan. Proses pembaharuan air berlangsung dalam ...


...
Batik Kawung

by museum || 02 Juni 2022

Batik merupakan karya bangsa Indonesia yang terdiri dari perpaduan antara seni dan teknologi oleh leluhur bangsa Indonesia, yang membuat batik memiliki daya tarik adalah karena batik memiliki corak ...


...
Pahlawan Perintis Pendidikan Perempuan Jawa Barat Raden Dewi Sartika (1884-1947)

by museum || 24 Mei 2022

Raden Dewi Sartika dilahirkan tanggal 4 Desember 1884 di Cilengka, Jawa Barat, puteri Raden Somanagara dari ibu Raden Ayu Rajapermas. Dewi Sartika menumpuh Pendidikan di Cicalengka. Di sekolah ia ...


...
Limbah Industri: Jenis, Bahaya dan Pengelolaan Limbah

by museum || 18 September 2023

Limbah merupakan masalah besar yang dirasakan di hampir setiap negara. Jumlah limbah akan semakin bertambah seiring berjalannya waktu. Permasalahan sampah timbul dari berbagai sektor terutama dari ...


...
Raden Ayu Lasminingrat Tokoh Intelektual Pertama

by museum || 24 Oktober 2022

Raden Ayu Lasminingrat terlahir dengan nama Soehara pada than 1843, merupakan putri seorang Ulama/Kyai, Penghulu Limbangan dan Sastrawan Sunda, Raden Haji Muhamad Musa dengan Raden Ayu Ria. Lasmi ...



Berita Terkait


...
Inilah Sabda Tama Sultan HB X

by admin || 11 Mei 2012

YOGYA (KRjogja.com) - Sabda tama yang disampaikan oleh Raja Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Sri Sultan HB, secara lugas menegaskan akan posisi tawar Kraton dan Pakualaman dalam NKRI. Sabda tama ini ...


...
Permasalahan Pakualaman Juga Persoalan Kraton

by admin || 11 Mei 2012

YOGYA (KRjogja.com) - Kerabat Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, KRT Hadi Jatiningrat menafsirkan sabda tama Sri Sultan Hamengku Buwono X, sebagai bentuk penegasan bahwa persoalan yang menyangkut ...


...
PENTAS TEATER 'GUNDALA GAWAT'

by admin || 18 Juni 2013

"SIFAT petir itu muncul secara spontan, mendadak, tidak memilih sasaran. Beda dengan petir yang di lapas Cebongan. Sistemik, terkendali," ujar Pak Petir.Pernyataan tersebut lalu dikomentari super ...





Copyright@2025

Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Daerah Istimewa Yogyakarta