Tari Montro Wasito Aji: Memukau di Pembukaan Muhammadiyah Jogja Expo #4, Jembatan Antara Seni Rakyat dan Semangat Islami

by ifid|| 13 September 2025 || || 98 kali

...

JEC – Ajang akbar Muhammadiyah Jogja Expo (MJE) #4 yang berlangsung di Jogja Expo Center (JEC) pada 12–14 September 2025, dibuka dengan penampilan yang memukau. Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, pembukaan kali ini diwarnai oleh keindahan seni tradisi yang kental, yaitu Tari Montro Wasito Aji. Tarian kolosal ini, yang dipersembahkan oleh Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Daerah Istimewa Yogyakarta, berhasil menyedot perhatian ratusan pasang mata yang hadir.

Tepat pukul 09.00 WIB, suasana JEC seketika berubah. Sebanyak 12 penari, dengan gerakan yang serempak dan dinamis, tampil di atas panggung utama. Mereka mengenakan busana yang anggun, dilengkapi dengan properti kipas yang menjadi ciri khas tarian ini. Kipas-kipas tersebut bukan sekadar aksesori, melainkan elemen vital yang mendukung setiap gerakan, menciptakan visual yang artistik dan memesona.

Tari Montro Wasito Aji sendiri merupakan hasil inspirasi dari kesenian rakyat Montro, sebuah tradisi yang berakar kuat di wilayah Bantul. Kesenian ini dikenal karena perpaduan unik antara tarian yang energik, lantunan-lantunan religi, dan tembang-tembang yang sarat makna. Ia sering ditampilkan dalam berbagai peringatan hari besar Islam dan acara budaya, menjadi medium untuk menyampaikan pesan-pesan keagamaan melalui bahasa seni.

"Kami sangat bersyukur Dinas Kebudayaan DIY berkenan mengirimkan persembahan ini. Penampilan Tari Montro Wasito Aji bukan hanya sekedar tontonan, tapi juga cerminan bagaimana Muhammadiyah terus merangkul seni dan budaya lokal sebagai bagian dari dakwah," ujar salah satu panitia MJE #4. "Ini adalah cara kita menunjukkan bahwa semangat keislaman bisa bersatu dengan kearifan lokal, menghasilkan sebuah harmoni yang indah."

Di Balik Panggung: Latihan Intensif dan Dedikasi untuk Montro Wasito Aji

Di balik gemerlap panggung pembukaan MJE #4, ada cerita tentang dedikasi dan kerja keras yang luar biasa. Para penari yang membawakan Tari Montro Wasito Aji bukanlah orang-orang biasa. Mereka adalah talenta-talenta terpilih dari sanggar tari binaan Dinas Kebudayaan DIY. Untuk bisa tampil sempurna selama 5 menit, mereka telah menjalani serangkaian latihan intensif.

"Latihan kami fokus pada kekompakan dan penghayatan," jelas Anom salah satu koreografer. "Tantangannya adalah bagaimana membuat 12 penari bergerak seperti satu kesatuan. Setiap gerakan kipas, setiap langkah, harus sinkron. Apalagi, ada lantunan-lantunan religi yang harus diinternalisasi oleh para penari agar gerakannya memiliki 'roh'."

Proses penciptaan Tari Montro Wasito Aji, seperti yang dijelaskan oleh para pegiat seni, adalah upaya untuk mengangkat kembali kesenian Montro yang kian tergerus zaman. Dengan memasukkannya ke dalam acara-acara besar seperti MJE, diharapkan kesenian ini bisa kembali dikenal dan dicintai oleh generasi muda.

"Ini adalah investasi budaya. Kita tidak hanya menampilkan tarian, tapi juga merawat warisan nenek moyang kita," tambah sang koreografer. "Muhammadiyah Jogja Expo menjadi panggung yang strategis untuk memperkenalkan kekayaan budaya kita kepada audiens yang lebih luas, terutama dari kalangan akademisi, pengusaha, dan masyarakat umum."

Selain para penari, tim di belakang panggung mulai dari penata rias, penata busana, hingga tim artistik juga bekerja keras. Mereka memastikan setiap detail, dari warna kipas hingga sulaman pada busana, merefleksikan keagungan dan nilai-nilai yang terkandung dalam tarian. Hasilnya, penampilan yang disajikan tidak hanya indah secara visual, tetapi juga kaya akan makna.

Lebih dari Sekadar Gerakan: Makna Religius dan Filosofi di Balik Kipas Montro

Bagi yang belum familiar, Tari Montro Wasito Aji bukan sekadar tarian hiburan. Nama "Wasito Aji" sendiri mengandung makna mendalam. "Wasito" berarti "petunjuk" atau "nasihat", sementara "Aji" berarti "berharga". Secara keseluruhan, nama ini bisa diartikan sebagai "petunjuk berharga". Filosofi ini tercermin dalam setiap elemen tarian, termasuk properti utamanya, yaitu kipas.

Dalam tradisi Montro, kipas sering kali melambangkan berbagai hal. Ada yang mengartikannya sebagai lambang hati yang terbuka untuk menerima nasihat kebaikan. Ada pula yang melihatnya sebagai metafora dari angin perubahan yang membawa kesejukan dan pesan-pesan damai. Gerakan-gerakan kipas yang membuka dan menutup, naik dan turun, seolah bercerita tentang perjalanan spiritual manusia yang penuh dinamika.

Lantunan-lantunan religi yang mengiringi tarian pun menjadi kunci utama. Tembang-tembang tersebut seringkali berisi pujian kepada Tuhan dan Nabi Muhammad SAW, nasihat-nasihat moral, dan ajakan untuk berbuat kebaikan. Ini adalah cara seni tradisi berinteraksi dengan nilai-nilai Islam, menciptakan harmoni yang unik dan otentik.

"Seni adalah media dakwah yang paling lembut," kata salah satu tokoh Muhammadiyah yang hadir. "Lewat seni, pesan-pesan keagamaan bisa disampaikan tanpa menggurui. Tari Montro Wasito Aji adalah contoh nyata bagaimana kita bisa memadukan keindahan gerak dengan pesan-pesan spiritual yang mendalam. Tarian ini mengajarkan kita tentang kerendahan hati, kebersamaan, dan ketundukan kepada Sang Pencipta."

Dengan demikian, penampilan kolosal ini berhasil menunjukkan bahwa Muhammadiyah, sebagai organisasi Islam modern, tidak alergi terhadap seni dan budaya. Sebaliknya, organisasi ini mampu memanfaatkannya sebagai sarana efektif untuk memperkuat nilai-nilai keislaman dan memelihara kekayaan budaya bangsa.

MJE #4: Lebih dari Sekadar Expo, Panggung untuk Kolaborasi dan Kontribusi Nyata

Pembukaan Muhammadiyah Jogja Expo #4 dengan pementasan Tari Montro Wasito Aji menjadi simbol yang kuat. Acara ini bukan hanya ajang pameran produk dan inovasi, tetapi juga panggung untuk kolaborasi antara berbagai pihak, termasuk Dinas Kebudayaan DIY. Hal ini menunjukkan komitmen Muhammadiyah dalam berkontribusi nyata untuk masyarakat, tidak hanya di bidang pendidikan dan kesehatan, tetapi juga dalam pelestarian budaya.

MJE #4 sendiri, dengan tema "Sinergi Umat, Membangun Negeri", menjadi wadah bagi amal usaha Muhammadiyah (AUM) dari berbagai sektor untuk menunjukkan kontribusi mereka. Mulai dari pendidikan, kesehatan, ekonomi, hingga sosial, semua bersatu dalam satu acara. Kehadiran seni tari kolosal ini menegaskan bahwa pembangunan sebuah bangsa haruslah holistik, mencakup aspek fisik dan juga spiritual, ekonomi dan juga budaya.

Penampilan pembuka ini mendapat apresiasi tinggi dari para tamu undangan dan pengunjung. Banyak dari mereka yang terinspirasi dan semakin menyadari pentingnya melestarikan seni tradisi. Keindahan dan makna yang terpancar dari Tari Montro Wasito Aji diharapkan bisa menjadi awal yang baik untuk perjalanan MJE #4.

Berita Terpopuler


...
Siklus Air: Definisi, Proses, dan Jenis Siklus Air

by museum || 04 Juli 2023

Air merupakan salah satu sumber daya alam yang diperlukan untuk kelangsungan hidup makhluk hidup di bumi. Untungnya, air adalah sumber daya alam terbarukan. Proses pembaharuan air berlangsung dalam ...


...
Batik Kawung

by museum || 02 Juni 2022

Batik merupakan karya bangsa Indonesia yang terdiri dari perpaduan antara seni dan teknologi oleh leluhur bangsa Indonesia, yang membuat batik memiliki daya tarik adalah karena batik memiliki corak ...


...
Pahlawan Perintis Pendidikan Perempuan Jawa Barat Raden Dewi Sartika (1884-1947)

by museum || 24 Mei 2022

Raden Dewi Sartika dilahirkan tanggal 4 Desember 1884 di Cilengka, Jawa Barat, puteri Raden Somanagara dari ibu Raden Ayu Rajapermas. Dewi Sartika menumpuh Pendidikan di Cicalengka. Di sekolah ia ...


...
Limbah Industri: Jenis, Bahaya dan Pengelolaan Limbah

by museum || 18 September 2023

Limbah merupakan masalah besar yang dirasakan di hampir setiap negara. Jumlah limbah akan semakin bertambah seiring berjalannya waktu. Permasalahan sampah timbul dari berbagai sektor terutama dari ...


...
Raden Ayu Lasminingrat Tokoh Intelektual Pertama

by museum || 24 Oktober 2022

Raden Ayu Lasminingrat terlahir dengan nama Soehara pada than 1843, merupakan putri seorang Ulama/Kyai, Penghulu Limbangan dan Sastrawan Sunda, Raden Haji Muhamad Musa dengan Raden Ayu Ria. Lasmi ...



Berita Terkait


...
Inilah Sabda Tama Sultan HB X

by admin || 11 Mei 2012

YOGYA (KRjogja.com) - Sabda tama yang disampaikan oleh Raja Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Sri Sultan HB, secara lugas menegaskan akan posisi tawar Kraton dan Pakualaman dalam NKRI. Sabda tama ini ...


...
Permasalahan Pakualaman Juga Persoalan Kraton

by admin || 11 Mei 2012

YOGYA (KRjogja.com) - Kerabat Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, KRT Hadi Jatiningrat menafsirkan sabda tama Sri Sultan Hamengku Buwono X, sebagai bentuk penegasan bahwa persoalan yang menyangkut ...


...
PENTAS TEATER 'GUNDALA GAWAT'

by admin || 18 Juni 2013

"SIFAT petir itu muncul secara spontan, mendadak, tidak memilih sasaran. Beda dengan petir yang di lapas Cebongan. Sistemik, terkendali," ujar Pak Petir.Pernyataan tersebut lalu dikomentari super ...





Copyright@2025

Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Daerah Istimewa Yogyakarta