Pasar Kangen TBY: Merajut Nostalgia, Menanam Kedaulatan Pangan.

by ifid|| 23 September 2025 || || 159 kali

...

Yogyakarta, Aroma jajanan tempo dulu berpadu dengan alunan musik tradisi, menciptakan sebuah mesin waktu di jantung Kota Yogyakarta. Pasar Kangen TBY 2025 kembali dibuka, mengubah Taman Budaya Yogyakarta (TBY) menjadi ruang temu budaya yang penuh nostalgia. Perhelatan akbar yang sudah memasuki tahun ke-18 ini resmi dibuka pada Kamis (18/9) dan akan memanjakan pengunjung selama tujuh hari, hingga 24 September 2025, setiap pukul 15.00 hingga 22.00 WIB.

Seremoni pembukaan tahun ini ditandai dengan sebuah ritual simbolis: pelepasan burung perkutut. Aksi ini bukan sekadar pemanis acara, melainkan sebuah gestur filosofis yang melambangkan kebebasan, doa yang diiringi harapan baik, serta keselarasan dengan alam. Simbolisme ini langsung menyatu dengan semangat inti Pasar Kangen 2025.

Sebagai agenda rutin yang didanai melalui Program Penyelenggaraan Keistimewaan Yogyakarta Urusan Kebudayaan, Pasar Kangen telah menjadi ikon yang melampaui sekadar pasar. Ia adalah manifestasi aktivasi budaya TBY. Pembukaan acara ini pun diperkuat dengan kehadiran sejumlah tokoh penting, di antaranya Paniradyo Pati Kaistimewan, Aris Eko Nugroho; Kepala Dinas Kebudayaan DIY, Dian Lakshmi Pratiwi; serta perwakilan dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan, dan Dinas Pemberdayaan Perempuan. Kehadiran para pimpinan instansi ini menegaskan bahwa Pasar Kangen adalah ruang strategis untuk memperkuat identitas dan kedaulatan budaya di Yogyakarta.

"Nandur Apa Sing Dipangan, Mangan Apa Sing Ditandur": Filosofi di Balik Nostalgia

Kepala Taman Budaya Yogyakarta, Dra. Purwiati, dalam sambutannya menegaskan bahwa peran Pasar Kangen melampaui sekadar arena jualan. “Pasar Kangen Taman Budaya menjadi ikon budaya sejak awal pelaksanaannya. Kegiatan ini bukan hanya menghadirkan suasana pasar tempo dulu, tetapi juga berfungsi sebagai wahana ruang temu untuk merayakan kekayaan kuliner, kesenian, dan tradisi lokal,” ujarnya. Lebih jauh, ia menyebut pasar ini sebagai media nostalgia sekaligus sarana edukasi pelestarian nilai-nilai kearifan lokal.

Tahun ini, tema yang diusung sarat makna: “Nandur Apa Sing Dipangan, Mangan Apa Sing Ditandur”, yang berarti menanam apa yang dimakan, makan apa yang ditanam. Tema ini bukan sekadar slogan, melainkan ajakan moral yang mendalam untuk menjaga kedaulatan pangan, keberlanjutan lingkungan, dan pola hidup yang selaras dengan alam.

“Filosofi yang terkandung di dalamnya mengingatkan kita bahwa hubungan manusia dengan bumi bukan hanya sebatas konsumsi, tapi juga tanggung jawab,” tambah Purwiati. Setiap bahan makanan, menurutnya, menyimpan cerita, nilai, dan sejarah yang menjadi kekuatan untuk membangun jati diri bangsa.

Dalam peresmiannya, Kepala Dinas Kebudayaan DIY, Dian Lakshmi Pratiwi, yang mewakili Wakil Gubernur DIY KGPAA Paku Alam X, mengaitkan tema ini dengan ajaran luhur Jawa, “Tata Titi Tanam Tuwuh”. Prinsip ini mengajarkan manusia untuk hidup tertib dan teratur (tata), teliti dan hati-hati (titi), berusaha dan berikhtiar (tanam), hingga akhirnya menghasilkan pertumbuhan dan manfaat (tuwuh).

“Jika prinsip ini kita pegang, maka apa pun yang kita tanam, baik berupa tanaman, usaha, maupun nilai kehidupan, akan tumbuh dengan baik dan memberikan manfaat yang luas,” imbuh Dian. Pesan filosofis ini memperjelas bahwa Pasar Kangen, melalui pendanaan Dana Keistimewaan DIY 2025, memiliki tujuan strategis: tidak hanya melestarikan kuliner dan kerajinan lawasan, tetapi juga mendukung perekonomian UMKM, menumbuhkan rasa cinta budaya lokal, dan memperkuat hubungan sosial masyarakat.

Jejak Kuliner dan Kerajinan Lawasan: Melampaui Transaksi Jual Beli

Pasar Kangen TBY 2025 kembali membuktikan diri sebagai destinasi kuliner dan kerajinan otentik. Dari 1.136 pendaftar, sebanyak 218 pedagang terpilih melalui proses kurasi ketat. Mereka terbagi menjadi 152 pedagang kuliner khas nusantara dan 66 pedagang kerajinan tangan serta barang antik (lawasan). Kurasi ini memastikan bahwa setiap produk di pasar benar-benar mewakili cita rasa tradisi dan kualitas unggulan.

Bagi pengunjung, Pasar Kangen lebih dari sekadar arena belanja. Ia adalah pengalaman multisensori. Pengunjung seperti Jidan, yang datang bersama rekannya Riris, mengakui pasar ini menghadirkan berbagai makanan yang belum banyak mereka kenal. “Saya mencoba kerak telor, sate koyor, dan pisang goreng khas Kalimantan,” ungkap Jidan. Bagi mereka, pasar ini adalah sarana belajar mengenal keragaman kuliner Indonesia.

Namun, pengalaman di Pasar Kangen tidak berhenti di piring. Selama tujuh hari penyelenggaraan, panggung seni akan dihidupkan oleh 19 grup seni kerakyatan dan dua pagelaran wayang kulit. Kehadiran mereka menghidupkan kembali atmosfer kesenian rakyat yang dekat dengan masyarakat, seolah mengembalikan ruh pasar tradisional sebagai pusat interaksi sosial dan seni.

Inovasi tahun ini juga ditunjukkan dengan hadirnya Ruang Pojok Kreatif. Sebagai kelanjutan dari laboratorium kreatif TBY, program ini menyajikan berbagai workshop interaktif, mulai dari kreasi wayang sodo oleh Suluh Sumurup Art Difabel, pembuatan mainan kreatif dan batik block print oleh AFC TBY, hingga anyaman blarak oleh Tim Pasar Kangen. Aktivitas ini memberikan ruang bagi pengunjung untuk berinteraksi langsung dengan proses kreatif, mengubah mereka dari sekadar penonton menjadi partisipan aktif.

Dengan seluruh rangkaian acara dan filosofi yang diusungnya, Pasar Kangen 2025 adalah perayaan kolektif atas budaya lokal. Kepala TBY, Purwiati, menutup dengan sebuah harapan: “Kami berharap Pasar Kangen tidak hanya menjadi ajang jual beli, tetapi juga ruang edukasi dan inspirasi untuk mewujudkan gaya hidup keberlanjutan, mandiri, dan berbudaya.”

Pasar Kangen TBY 2025 kembali membuktikan dirinya sebagai denyut kebudayaan Yogyakarta ruang untuk mengenang masa lalu, sekaligus wadah untuk merajut harapan baru, selaras dengan alam dan kehidupan yang lebih berkelanjutan. (rey/ifit)

Berita Terpopuler


...
Siklus Air: Definisi, Proses, dan Jenis Siklus Air

by museum || 04 Juli 2023

Air merupakan salah satu sumber daya alam yang diperlukan untuk kelangsungan hidup makhluk hidup di bumi. Untungnya, air adalah sumber daya alam terbarukan. Proses pembaharuan air berlangsung dalam ...


...
Batik Kawung

by museum || 02 Juni 2022

Batik merupakan karya bangsa Indonesia yang terdiri dari perpaduan antara seni dan teknologi oleh leluhur bangsa Indonesia, yang membuat batik memiliki daya tarik adalah karena batik memiliki corak ...


...
Pahlawan Perintis Pendidikan Perempuan Jawa Barat Raden Dewi Sartika (1884-1947)

by museum || 24 Mei 2022

Raden Dewi Sartika dilahirkan tanggal 4 Desember 1884 di Cilengka, Jawa Barat, puteri Raden Somanagara dari ibu Raden Ayu Rajapermas. Dewi Sartika menumpuh Pendidikan di Cicalengka. Di sekolah ia ...


...
Limbah Industri: Jenis, Bahaya dan Pengelolaan Limbah

by museum || 18 September 2023

Limbah merupakan masalah besar yang dirasakan di hampir setiap negara. Jumlah limbah akan semakin bertambah seiring berjalannya waktu. Permasalahan sampah timbul dari berbagai sektor terutama dari ...


...
Raden Ayu Lasminingrat Tokoh Intelektual Pertama

by museum || 24 Oktober 2022

Raden Ayu Lasminingrat terlahir dengan nama Soehara pada than 1843, merupakan putri seorang Ulama/Kyai, Penghulu Limbangan dan Sastrawan Sunda, Raden Haji Muhamad Musa dengan Raden Ayu Ria. Lasmi ...



Berita Terkait


...
Inilah Sabda Tama Sultan HB X

by admin || 11 Mei 2012

YOGYA (KRjogja.com) - Sabda tama yang disampaikan oleh Raja Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Sri Sultan HB, secara lugas menegaskan akan posisi tawar Kraton dan Pakualaman dalam NKRI. Sabda tama ini ...


...
Permasalahan Pakualaman Juga Persoalan Kraton

by admin || 11 Mei 2012

YOGYA (KRjogja.com) - Kerabat Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, KRT Hadi Jatiningrat menafsirkan sabda tama Sri Sultan Hamengku Buwono X, sebagai bentuk penegasan bahwa persoalan yang menyangkut ...


...
PENTAS TEATER 'GUNDALA GAWAT'

by admin || 18 Juni 2013

"SIFAT petir itu muncul secara spontan, mendadak, tidak memilih sasaran. Beda dengan petir yang di lapas Cebongan. Sistemik, terkendali," ujar Pak Petir.Pernyataan tersebut lalu dikomentari super ...





Copyright@2025

Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Daerah Istimewa Yogyakarta