FKY 2025: Menggali Identitas Gunungkidul Melalui "Adoh Ratu, Cedhak Watu"

by ifid|| 25 September 2025 || || 279 kali

...

Gunungkidul — Festival Kebudayaan Yogyakarta (FKY) 2025 akan kembali hadir dengan semangat baru, kali ini memusatkan perhatiannya pada kekayaan budaya Kabupaten Gunungkidul. Mengusung tema lokal "Adoh Ratu, Cedhak Watu," FKY 2025 tidak hanya menjadi ajang perayaan seni, tetapi juga menjadi ruang refleksi mendalam tentang identitas, kemandirian, dan kearifan lokal masyarakatnya.

FGD (Focus Group Discussion) yang diikuti oleh OPD (Organisasi Perangkat Daerah) Kabupaten Gunungkidul pada 24 September 2025 menjadi penanda dimulainya sosialisasi acara akbar ini. Diskusi ini bertujuan untuk memastikan sinergi antara pemerintah daerah, pelaku budaya, dan komunitas lokal agar FKY 2025 dapat berjalan sukses dan beresonansi dengan masyarakat Gunungkidul.

Lebih dari Sekadar Pertunjukan: FKY sebagai Forum Kebudayaan

Sejak pertama kali digelar pada akhir 1980-an, FKY telah menjelma dari sekadar pasar malam seni menjadi sebuah festival kebudayaan yang reflektif. FKY 2025 semakin menegaskan pergeseran ini. Ia tidak hanya menampilkan karya seni, tetapi juga membuka percakapan tentang nilai, pengetahuan, dan cara hidup masyarakat Yogyakarta. Transformasi ini mengubah FKY dari panggung hiburan menjadi forum kebudayaan yang lebih mendalam, menghadirkan riset, diskusi, lokakarya, dan ruang interaksi lintas disiplin.

Tujuannya tak hanya menghibur, melainkan juga merawat tradisi dan menciptakan pengetahuan baru tentang kebudayaan. Dengan demikian, FKY kini bukan hanya milik seniman atau institusi budaya, melainkan milik masyarakat Yogyakarta secara luas, hadir sebagai cermin keistimewaan daerah sekaligus ruang dialog yang terbuka.

Memaknai "Adoh Ratu, Cedhak Watu"

"Adoh Ratu, Cedhak Watu" (jauh dari raja/pemimpin, dekat dengan batu) adalah ungkapan khas yang merepresentasikan etos kebudayaan masyarakat Gunungkidul. Secara harfiah, ungkapan ini tidak hanya berbicara tentang jarak geografis, tetapi juga mengandung kedalaman historis, politis, dan kultural.

"Jauh dari raja" dimaknai sebagai kesadaran untuk menjaga otonomi dan kemandirian dari kekuasaan sentral, sementara "dekat dengan batu" menjadi taktik untuk mengikat kehidupan pada materialitas tanah, sejarah, dan lingkungan ekologis. Dari kedekatan inilah lahir praktik-praktik solidaritas seperti sambatan, pengelolaan sumber daya kolektif, dan berbagai upacara adat yang membentuk daya lenting sosial dan budaya.

Etos ini menunjukkan bagaimana masyarakat Gunungkidul mengkonstruksi diri mereka di dalam struktur berlapis: negara, komunitas, dan alam. Kewargaan tidak didefinisikan hanya melalui relasi vertikal dengan negara, melainkan juga melalui praktik horizontal seperti merawat tanah, solidaritas antarwarga, dan kesetiaan pada basis material kehidupan.

Kolaborasi Setara untuk Gunungkidul

Penyelenggaraan FKY 2025 dibangun atas fondasi kolaborasi setara antara panitia pelaksana, pelaku budaya, dan komunitas lokal Gunungkidul. Mereka bersinergi dalam merancang dan menggerakkan program, memastikan warga tidak hanya menjadi penonton pasif, tetapi turut aktif menghidupkan dan mengamplifikasi pengetahuan adat istiadat yang tumbuh di tanah mereka sendiri.

FKY 2025 akan diselenggarakan pada 11 hingga 18 Oktober 2025 dengan Lapangan SB Logandeng sebagai lokasi utama (Zona Tengah), serta beberapa kawasan lain di Zona Selatan dan sekitarnya. Dengan lokus yang tersebar ini, FKY diharapkan dapat menjangkau dan melibatkan lebih banyak lapisan masyarakat, menjadikan perayaan ini benar-benar milik warga Gunungkidul.

FKY 2025 bukan sekadar perhelatan seni tahunan, tetapi sebuah momentum untuk merenungkan kembali akar budaya dan mengukuhkan identitas masyarakat Gunungkidul. Melalui "Adoh Ratu, Cedhak Watu," FKY mengundang semua pihak untuk melihat dan menghargai cara hidup yang mandiri, dekat dengan alam, dan penuh solidaritas.

Berita Terpopuler


...
Siklus Air: Definisi, Proses, dan Jenis Siklus Air

by museum || 04 Juli 2023

Air merupakan salah satu sumber daya alam yang diperlukan untuk kelangsungan hidup makhluk hidup di bumi. Untungnya, air adalah sumber daya alam terbarukan. Proses pembaharuan air berlangsung dalam ...


...
Batik Kawung

by museum || 02 Juni 2022

Batik merupakan karya bangsa Indonesia yang terdiri dari perpaduan antara seni dan teknologi oleh leluhur bangsa Indonesia, yang membuat batik memiliki daya tarik adalah karena batik memiliki corak ...


...
Pahlawan Perintis Pendidikan Perempuan Jawa Barat Raden Dewi Sartika (1884-1947)

by museum || 24 Mei 2022

Raden Dewi Sartika dilahirkan tanggal 4 Desember 1884 di Cilengka, Jawa Barat, puteri Raden Somanagara dari ibu Raden Ayu Rajapermas. Dewi Sartika menumpuh Pendidikan di Cicalengka. Di sekolah ia ...


...
Limbah Industri: Jenis, Bahaya dan Pengelolaan Limbah

by museum || 18 September 2023

Limbah merupakan masalah besar yang dirasakan di hampir setiap negara. Jumlah limbah akan semakin bertambah seiring berjalannya waktu. Permasalahan sampah timbul dari berbagai sektor terutama dari ...


...
Raden Ayu Lasminingrat Tokoh Intelektual Pertama

by museum || 24 Oktober 2022

Raden Ayu Lasminingrat terlahir dengan nama Soehara pada than 1843, merupakan putri seorang Ulama/Kyai, Penghulu Limbangan dan Sastrawan Sunda, Raden Haji Muhamad Musa dengan Raden Ayu Ria. Lasmi ...



Berita Terkait


...
Inilah Sabda Tama Sultan HB X

by admin || 11 Mei 2012

YOGYA (KRjogja.com) - Sabda tama yang disampaikan oleh Raja Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Sri Sultan HB, secara lugas menegaskan akan posisi tawar Kraton dan Pakualaman dalam NKRI. Sabda tama ini ...


...
Permasalahan Pakualaman Juga Persoalan Kraton

by admin || 11 Mei 2012

YOGYA (KRjogja.com) - Kerabat Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, KRT Hadi Jatiningrat menafsirkan sabda tama Sri Sultan Hamengku Buwono X, sebagai bentuk penegasan bahwa persoalan yang menyangkut ...


...
PENTAS TEATER 'GUNDALA GAWAT'

by admin || 18 Juni 2013

"SIFAT petir itu muncul secara spontan, mendadak, tidak memilih sasaran. Beda dengan petir yang di lapas Cebongan. Sistemik, terkendali," ujar Pak Petir.Pernyataan tersebut lalu dikomentari super ...





Copyright@2025

Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Daerah Istimewa Yogyakarta