Puncak Pasar Kangen 2025: DIY dan Jakarta Bersatu, Sinergi Memajukan Kebudayaan Lintas Daerah

by ifid|| 25 September 2025 || || 155 kali

...

TBY Yogyakarta, di tengah riuh nostalgia dan kehangatan jajanan tradisional, Pasar Kangen 2025 resmi ditutup di Taman Budaya Yogyakarta (TBY), Rabu (24/09/2025). Selama tujuh hari, acara yang mengangkat tema “Nandur Apa Sing Dipangan, Mangan Apa Sing Ditandur” ini tak hanya berhasil membius ratusan ribu pengunjung, tetapi juga mencatat sebuah tonggak sejarah penting: penandatanganan kerja sama kebudayaan antara DIY dan DKI Jakarta. Kolaborasi ini menandai langkah strategis untuk memperkuat sinergi pemajuan budaya nasional.

Dalam sambutannya, Ong Harry Wahyu, seorang narasumber Pasar Kangen, mengingatkan pentingnya menjaga kuliner tradisional. "Jangan biarkan lidah kita dijajah makanan asing. Kuliner tradisi di sini harus kita pertahankan karena kuliner adalah jati diri bangsa," tegasnya, mengutip pesan Bung Karno. Pesan ini seolah menjadi napas utama Pasar Kangen, di mana setiap hidangan yang disajikan membawa cerita dan sejarah.

Kepala Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) DIY, Dian Laksmi Pratiwi, memaparkan laporan kesuksesan Pasar Kangen 2025. “Alhamdulillah, Pasar Kangen berjalan lancar berkat dukungan Dana Keistimewaan,” ujarnya. Tiga poin utama yang ia soroti adalah antusiasme masyarakat yang tinggi, dampak ekonomi yang signifikan, dan partisipasi berbagai pihak.

Data yang dipaparkan sangat mengesankan: selama tujuh hari, total pengunjung mencapai 217.365 orang, dengan rata-rata 85.000 orang per hari. Angka ini menjadi bukti nyata kerinduan masyarakat pada suasana Yogyakarta tempo dulu. "Ini membuktikan tingginya kerinduan masyarakat pada suasana Yogyakarta tempo dulu," terang Dian.

Dari sisi ekonomi, acara ini juga memberikan dampak langsung yang fantastis bagi para pelaku UMKM. Sebanyak 218 UMKM yang berpartisipasi berhasil meraup omzet total Rp5,48 miliar. "Terima kasih kepada semua yang nglarisi (membeli). Para UMKM tersenyum bahagia melihat dagangannya laris," imbuhnya.

Di balik gemerlap ekonomi, Pasar Kangen 2025 juga menjadi ruang ekspresi seni dan kreativitas. Selama sepekan, 594 seniman lokal tampil di panggung utama, menghibur para pengunjung dengan beragam pertunjukan. Selain itu, 225 peserta turut ambil bagian dalam berbagai workshop di Pojok Kreatif TBY, menunjukkan komitmen acara dalam mengembangkan talenta lokal.

Lahirnya Kolaborasi Dua Kekuatan Budaya: DIY dan DKI Jakarta

Puncak acara penutupan adalah momen bersejarah bagi dunia kebudayaan di Indonesia. Penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara Dinas Kebudayaan DIY dan Dinas Kebudayaan DKI Jakarta menjadi sorotan utama. Perjanjian ini diteken langsung oleh Dian Laksmi Pratiwi dan Mochamad Miftahulloh Tamary, Kepala Dinas Kebudayaan DKI Jakarta, serta disaksikan oleh Sekda DIY dan Paniradya Kaistimewan.

Kerja sama ini lahir sebagai tindak lanjut dari Forum Daerah Istimewa dan Otonomi Khusus (FORDASI) yang digelar di Yogyakarta pada tahun 2024. FORDASI merupakan wadah bagi daerah-daerah dengan kekhususan untuk saling berbagi dan berkolaborasi dalam merawat jati diri dan memajukan kebudayaan bangsa.

Menurut Sekda DIY Ni Made Dwipanti Indrayanti, pertemuan antara DIY dan DKI Jakarta dalam wadah FORDASI adalah perjumpaan dua kekuatan budaya yang sama-sama kaya dan dinamis. “Saya percaya, kolaborasi ini akan melahirkan ruang kreasi baru, memperluas jejaring seni, dan memicu masyarakat makin bangga pada budayanya sendiri,” ujarnya penuh optimisme.

Tujuan utama dari PKS ini adalah memperkuat sinergi dalam pemajuan kebudayaan, meningkatkan Indeks Pembangunan Kebudayaan (IPK), serta membuka jalan bagi berbagai program pertukaran.

Mekanisme dan Tujuan Perjanjian Kerja Sama

Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara Dinas Kebudayaan DIY dan Dinas Kebudayaan DKI Jakarta ini memiliki landasan yang kuat. PKS ini merupakan landasan teknis untuk mengimplementasikan kerja sama yang telah digagas dalam FORDASI.

Tiga tujuan utama PKS ini adalah:

  1. Mengembangkan dan memperkuat jaringan kerja sama antara DIY dan DKI Jakarta dalam pemajuan kebudayaan.
  2. Mendorong terciptanya sinergi dan harmonisasi pemajuan kebudayaan antara DIY dan DKI Jakarta.
  3. Mendorong terjadinya peningkatan nilai Indeks Pembangunan Kebudayaan (IPK) di kedua daerah.

Dengan adanya PKS ini, diharapkan kedua provinsi dapat bekerja sama dalam berbagai inisiatif, seperti pertukaran seniman, pameran bersama, dan program edukasi yang dapat memperkaya khazanah budaya bangsa. Kerjasama ini tidak terbatas pada bidang seni pertunjukan, tetapi juga mencakup pelestarian warisan budaya, pengembangan ekonomi kreatif, dan penelitian kebudayaan.

Dian Laksmi Pratiwi menjelaskan bahwa kolaborasi ini sangat penting. "Dua daerah dengan kekhususan budaya, bersinergi untuk memperkuat satu sama lain. Kita tidak bekerja sendiri, tetapi bersama-sama memajukan kebudayaan nasional," katanya.

Harapan Dinas Kebudayaan DIY: Lebih dari Sekadar Festival

Kepala Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) DIY, Dian Laksmi Pratiwi, mengungkapkan harapannya agar momentum Pasar Kangen terus berlanjut. Menurutnya, acara ini adalah bukti nyata komitmen pemerintah dan masyarakat dalam memajukan kebudayaan. “Pasar Kangen telah menjadi laboratorium pemajuan kebudayaan yang holistik. Di sini, dimensi ekonomi, seni, dan sosial berbaur menjadi satu,” ujar Dian.

Ia berharap, dari kesuksesan tahun ini, Pasar Kangen dapat menjadi model yang direplikasi di tempat lain. Konsepnya bisa diterapkan di berbagai kawasan di DIY, dengan sentuhan lokal yang berbeda-beda. Hal ini akan memperluas jangkauan manfaat ekonomi dan budaya, memastikan bahwa semangat Pasar Kangen tidak hanya berhenti di TBY, tetapi meresap ke seluruh pelosok DIY.

Dian juga menegaskan pentingnya kolaborasi antarlembaga, baik di tingkat pemerintah maupun komunitas. Dengan sinergi yang kuat, ia optimis target peningkatan Indeks Pembangunan Kebudayaan (IPK) di DIY bisa tercapai. "Kami tidak bisa bergerak sendiri. Dukungan dari berbagai pihak, termasuk dari provinsi lain seperti DKI Jakarta, sangat vital untuk mempercepat capaian kita," pungkasnya.

Catatan Gemilang dan Jejak Optimisme

Pasar Kangen 2025 meninggalkan jejak yang tak terlupakan. Dengan total pengunjung lebih dari 217.000 orang, omzet miliaran rupiah bagi UMKM, dan keterlibatan ratusan seniman, acara ini kembali membuktikan perannya sebagai ruang perjumpaan lintas generasi, penggerak ekonomi kreatif, dan lokomotif pemajuan kebudayaan.

Suasana penutupan semakin meriah dengan penampilan Band Lavora yang membawakan musik pop dangdut. Ribuan anak muda ikut larut dalam irama sambil menikmati jajanan tradisional. Bagi mereka, Pasar Kangen adalah ruang nostalgia yang langka dan dirindukan.

Adel, seorang pengunjung asal Yogyakarta, mengungkapkan rasa senangnya. "Seru banget! Banyak jajanan lawas seperti clorot, es selendang mayang, dan mides. Rasanya enak dan harganya terjangkau," katanya. Ia berharap durasi acara bisa lebih panjang. "Masih banyak orang yang ingin datang, tapi waktunya terbatas. Semoga tahun depan lebih lama," ujarnya.

Harapan ini mencerminkan betapa pentingnya acara seperti Pasar Kangen bagi masyarakat. Ia bukan hanya sekadar festival, melainkan sebuah medium untuk merayakan identitas, merajut kebersamaan, dan menggerakkan roda ekonomi.

Siapa di Balik Momen Bersejarah Ini?

Penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) tentang Pemajuan Kebudayaan ini bukan sekadar agenda formal, melainkan hasil dari komitmen banyak pihak. Di hadapan ratusan pengunjung dan para pelaku UMKM, Dian Laksmi Pratiwi dan Mochamad Miftahulloh Tamary berdiri sebagai representasi dua provinsi dengan kekhususan budaya yang kuat, siap merajut kolaborasi.

Prosesi ini disaksikan langsung oleh sejumlah figur penting dari kedua belah pihak. Dari Pemerintah Daerah DIY, hadir Sekda DIY Ni Made Dwipanti Indrayanti dan Paniradya Pati Aris Eko Nugroho yang selama ini menjadi motor penggerak keistimewaan. Acara ini juga didukung penuh oleh jajaran Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait, seperti Wiyos Santoso (Ka BPKPKA), Danang Setiadi (Karo Tapem), Ana Windyawati (Karo Organisasi), Cahyo Widayat (Ka Biro Hukum), Dra. Purwiati (Ka TBY), hingga Rully Andriadi (Kabid PME). Kehadiran mereka menunjukkan betapa seriusnya komitmen Pemda DIY dalam menggalakkan kolaborasi budaya ini.

Sementara itu, delegasi dari DKI Jakarta tidak kalah antusias. Selain Mochamad Miftahulloh Tamary sebagai penanda tangan utama, hadir pula Galih Hutama Putra selaku Koordinator Kemitraan Dinas Kebudayaan DKI Jakarta yang turut menjadi saksi terciptanya sejarah baru ini. Kolaborasi dua provinsi yang kaya akan sejarah dan dinamika modern ini diharapkan menjadi tonggak awal bagi sinergi budaya yang lebih luas.

Kolaborasi Lintas Daerah untuk Indonesia

Kerja sama yang terjalin antara DIY dan DKI Jakarta diharapkan menjadi model bagi daerah lain, terutama yang tergabung dalam FORDASI. Seperti yang disebutkan dalam Press Rilis, “Diharapkan kerja sama ini berkembang dan dapat diterapkan pada berbagai provinsi lain anggota FORDASI.”

Forum FORDASI sendiri mencakup sembilan daerah: DIY, DKI Jakarta, Aceh, Papua Barat, Papua Pegunungan, Papua Selatan, Papua Tengah, Papua Barat Daya, dan Papua. Masing-masing daerah memiliki kekhususan dan kekayaan budaya yang unik. Dengan berkolaborasi, mereka dapat saling belajar dan menguatkan satu sama lain, sehingga dapat memperkokoh persatuan dan kesejahteraan bangsa.

Penutupan Pasar Kangen 2025 bukan hanya sekadar akhir dari sebuah acara, tetapi juga awal dari sebuah perjalanan baru dalam memajukan kebudayaan nasional. Dari jejak nostalgia yang tersaji di TBY, kini lahir sebuah komitmen kolaborasi yang membawa optimisme untuk masa depan budaya Indonesia.

Berita Terpopuler


...
Siklus Air: Definisi, Proses, dan Jenis Siklus Air

by museum || 04 Juli 2023

Air merupakan salah satu sumber daya alam yang diperlukan untuk kelangsungan hidup makhluk hidup di bumi. Untungnya, air adalah sumber daya alam terbarukan. Proses pembaharuan air berlangsung dalam ...


...
Batik Kawung

by museum || 02 Juni 2022

Batik merupakan karya bangsa Indonesia yang terdiri dari perpaduan antara seni dan teknologi oleh leluhur bangsa Indonesia, yang membuat batik memiliki daya tarik adalah karena batik memiliki corak ...


...
Pahlawan Perintis Pendidikan Perempuan Jawa Barat Raden Dewi Sartika (1884-1947)

by museum || 24 Mei 2022

Raden Dewi Sartika dilahirkan tanggal 4 Desember 1884 di Cilengka, Jawa Barat, puteri Raden Somanagara dari ibu Raden Ayu Rajapermas. Dewi Sartika menumpuh Pendidikan di Cicalengka. Di sekolah ia ...


...
Limbah Industri: Jenis, Bahaya dan Pengelolaan Limbah

by museum || 18 September 2023

Limbah merupakan masalah besar yang dirasakan di hampir setiap negara. Jumlah limbah akan semakin bertambah seiring berjalannya waktu. Permasalahan sampah timbul dari berbagai sektor terutama dari ...


...
Raden Ayu Lasminingrat Tokoh Intelektual Pertama

by museum || 24 Oktober 2022

Raden Ayu Lasminingrat terlahir dengan nama Soehara pada than 1843, merupakan putri seorang Ulama/Kyai, Penghulu Limbangan dan Sastrawan Sunda, Raden Haji Muhamad Musa dengan Raden Ayu Ria. Lasmi ...



Berita Terkait


...
Inilah Sabda Tama Sultan HB X

by admin || 11 Mei 2012

YOGYA (KRjogja.com) - Sabda tama yang disampaikan oleh Raja Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Sri Sultan HB, secara lugas menegaskan akan posisi tawar Kraton dan Pakualaman dalam NKRI. Sabda tama ini ...


...
Permasalahan Pakualaman Juga Persoalan Kraton

by admin || 11 Mei 2012

YOGYA (KRjogja.com) - Kerabat Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, KRT Hadi Jatiningrat menafsirkan sabda tama Sri Sultan Hamengku Buwono X, sebagai bentuk penegasan bahwa persoalan yang menyangkut ...


...
PENTAS TEATER 'GUNDALA GAWAT'

by admin || 18 Juni 2013

"SIFAT petir itu muncul secara spontan, mendadak, tidak memilih sasaran. Beda dengan petir yang di lapas Cebongan. Sistemik, terkendali," ujar Pak Petir.Pernyataan tersebut lalu dikomentari super ...





Copyright@2025

Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Daerah Istimewa Yogyakarta