by pamongbudaya|| 10 Desember 2021 || || 13.412 kali
Pada pekerjaan rehabilitasi bangunan cagar budaya/warisan budaya ada yang dikenal dengan istilah plesteran dan acian bligon. Sebelum membahas lebih lanjut tentang plesteran dan acian bligon, mari kita bahas dulu tentang apa itu plesteran dan acian. Yang dimaksud dengan plesteran adalah campuran bahan yang digunakan untuk memberi lapisan pada dinding baik itu dari batu bata, batu atau kalau pada zaman sekarang ada yang dikenal dengan istilah bata ringan. Jadi jika dinding yang terbuat dari ...
by pamongbudaya|| 10 Desember 2021 || || 7.708 kali
Menurut naskah-naskah lama tentang bangunan rumah berarsitektur Jawa, bangunan dengan atap berbentuk limasan memiliki 11 (sebelas) ragam/variasi. Dalam perkembangannya, terdapat beberapa variasi lainnya. menurut R. Ng. Mintoboedoyo dalam Hamzuri (1986) terdapat 20 (dua puluh) variasi (Di dalam buku terdapat 21 variasi tetapi ada 2 jenis yang sama). Menurut Dakung (1987) terdapat 17 (tujuh belas) variasi bangunan limasan, dan yang dimuat dalam Peraturan Gubernur DIY (Pergub DIY) Nomor 40 tahun ...
by pamongbudaya|| 03 November 2021 || || 3.750 kali
Sesuai Undang-Undang No. 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya, yang bertugas untuk memberikan rekomendasi penetapan, pemeringkatan dan penghapusan adalah Tim Ahli Cagar Budaya. Artikel tentang Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) dapat dilihat di https://budaya.jogjaprov.go.id/artikel/detail/Tim-Ahli-Cagar-Budaya. Dalam melaksanakan tugasnya, TACB dapat dibantu oleh unit pelaksana teknis atau satuan kerja perangkat daerah yang bertanggung jawab di bidang Cagar Budaya. Tim yang membantu ini disebut ...
by pamongbudaya|| 28 Oktober 2021 || || 5.093 kali
Bangunan kampung ini, menurut naskah-naskah lama tentang bangunan rumah berarsitektur tradisional Jawa, sebenarnya berasal dari kata kapung /katepung yang artinya adalah dihubungkan. Jadi untuk mempermudah pendirian rumah maka cukup menghubungkan dua bidang atap dan meniadakan kelengkapan kayu lainnya yang ada pada ketiga bentuk sebelumnya, yaitu pada bentuk tajug, joglo dan limasan. Menurut naskah-naskah ini, variasi bangunan kampung ada 9 (sembilan) buah, sedangkan menurut R. Ng. Mintoboedoyo ...
by pamongbudaya|| 13 Oktober 2021 || || 4.150 kali
Dalam arsitektur tradisional jawa, selain saka guru yang sudah lebih umum dikenal, ada beberapa istilah untuk saka (tiang atau kolom dari kayu) yang lain. Beberapa di antaranya adalah : Saka penanggap : saka yang menyangga blandar (balok) dari atap penanggap. Saka penitih : saka yang menyangga blandar dari atap penitih. Saka peningrat : saka yang menyangga blandar dari atap peningrat. Saka emper : saka yang menyangga blandar dari atap emper. Saka goco : saka yang menyangga blandar dari ...
by pamongbudaya|| 21 September 2021 || || 7.901 kali
Jika di dalam naskah-naskah lama tentang bangunan rumah berarsitektur tradisional Jawa (Prijotomo, 2006) bangunan dengan bentuk atap limasan mengenal 7 (tujuh) variasi (https://budaya.jogjaprov.go.id/artikel/detail/Mengenal-Bangunan-Berarsitektur-Tradisional-Jawa-Bangunan-Joglo), maka selanjutnya sesuai dengan perkembangan zaman terdapat berbagai variasi lainnya. Menurut R. Ng. Mintoboedoyo dalam Hamzuri (1986) terdapat 12 (dua belas) variasi bangunan joglo, menurut Dakung (1987) terdapat 7 ...
by pamongbudaya|| 10 September 2021 || || 4.373 kali
Menurut naskah-naskah lama tentang bangunan rumah berarsitektur Jawa, kayu yang umumnya atau disarankan digunakan sebagai bahan untuk pembuatan bangunan adalah kayu jati (Tectona grandis). Kayu jati dapat dibagi menjadi 3 macam, yaitu : Jati bang Seratnya halus dan berminyak. Kayu yang dihasilkan akan tahan lama keawetannya. Jati kembang atau jati sungu Warnanya kehitam-hitaman, alur seratnya tampak dengan jelas sekali seperti kembang (= bunga) atau seperti sungu (= tanduk). Kayu ...
by pamongbudaya|| 10 September 2021 || || 1.408 kali
Kayu jati (Tectona grandis) sebagai bahan utama dalam pembuatan bangunan kayu dalam arsitektur tradisional Jawa diyakini ada yang memiliki sifat yang baik dan ada sifat yang buruk. Kayu jati yang memiliki sifat yang baik diuraikan dalam tulisan lain mengenai Kayu Jati Yang Memiliki Daya Pengaruh Baik https://budaya.jogjaprov.go.id/artikel/detail/Mengenal-Bangunan-Berarsitektur-Tradisional-Jawa-Kayu-Jati-Yang-Memiliki-Daya-Pengaruh-Baik, sedangkan dalam tulisan ini yang dibahas adalah ...
by pamongbudaya|| 10 September 2021 || || 3.519 kali
Jrambah dan jogan adalah sebutan untuk lantai yang berbeda tingkat ketinggiannya. Pada beberapa bangunan berarsitektur tradisional Jawa, dalam sebuah bangunan terdapat perbedaan ketinggian lantai. Jika kita mengunjungi Kompleks Kraton Yogyakarta, di Bangsal Witana dan Bangsal Pancaniti ada perbedaan ketinggian lantai. Lantai di di bawah atap brunjung lebih tinggi dari lantai di bawah atap penanggap. Lantai yang lebih tinggi disebut jrambah, sedang lantai yang lebih rendah disebut ...
by pamongbudaya|| 29 Juni 2021 || || 3.196 kali
Ander dimengerti sebagai adeg (yang artinya berdiri) atau adeg-adeg. Ander adalah tiang yang berdiri tegak menyangga molo atau balok kayu yang terletak paling atas dalam suatu bangunan. Pada bangunan berbentuk atap tajug, ander menyangga sirah atau balok kayu yang menjadi tumpuan semua jurai, meskipun ada juga sirah yang tanpa ander. Jadi ander bisa terdapat di semua jenis atap bangunan berarsitektur tradisional Jawa. Sambungan antara ander dengan balok molo yang ada di atas maupun pengeret ...