by pamongbudaya|| 20 Juni 2023 || || 1.627 kali
Sebagai salah satu upaya mendukung pengajuan Kawasan Sumbu Filosofis Yogyakarta menjadi warisan budaya dunia, maka diadakanlah sejumlah kegiatan baik berupa fisik maupun non fisik. Salah satu kegiatan fisik yang direncanakan dilakukan di dalam kawasan ini adalah penataan dan/atau perbaikan fasad (tampak depan) bangunan. Fasad bangunan memiliki peran yang cukup penting dalam membangun karakter/kesan suatu kawasan. Fasad sejumlah bangunan yang berada pada suatu ruas jalan yang sama atau suatu ...
by pamongbudaya|| 20 Januari 2023 || || 1.811 kali
Kawasan Ketandan adalah sebutan untuk kawasan yang terletak di sebelah utara Pasar Beringharjo, Yogyakarta dan di sebelah timur Jl. Malioboro. Dikutip dari Buku Profil: Yogyakarta City Of Philosophy, maka kata Ketandan (Kêtandhan) berasal dari kata ka-tandha-an, yang berarti tempat seorang tandha atau penarik pajak. Kampung Kêtandhan adalah tempat bermukim para penarik pajak dengan keluarga mereka. Perjanjian Pajak pertama dilakukan Sri Sultan Hamengku Buwana I bersama dengan ...
by pamongbudaya|| 19 Desember 2022 || || 2.758 kali
Salah satu kegiatan pemugaran bangunan cagar budaya dengan biaya yang cukup besar adalah kegiatan pemugaran Benteng Van Den Bosch atau yang biasa disebut dengan Benteng Pendem yang terletak di Kabupaten Ngawi, Provinsi Jawa Timur. Menurut laman Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) yang menangani pekerjaan rehabilitasi tersebut, nilai kontrak untuk pekerjaan pemugaran yang dimulai sejak 10 Desember 2020 ini adalah Rp. 113,7 miliar. Kegiatan pemugaran pada 13 bangunan di komplek ...
by pamongbudaya|| 09 Desember 2022 || || 3.805 kali
Undang-Undang No. 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya menyatakan bahwa Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah dapat mengangkat atau menempatkan juru pelihara untuk melakukan perawatan Cagar Budaya. Selain itu disebutkan pula bahwa juru pelihara (jupel) dapat juga melakukan pengamanan agar cagar budaya tidak hilang, rusak, hancur atau musnah. Meskipun dalam undang-undang hanya disebutkan tugas juru pelihara adalah untuk melakukan perawatan dan pengamanan cagar budaya, namun Pemda DIY ingin agar ...
by pamongbudaya|| 02 Desember 2022 || || 5.118 kali
Bangunan beratap panggang pe tidak dikenal menurut literatur lama tentang bangunan rumah berarsitektur Jawa, baik yang termasuk dalam kelompok Kawruh Griya maupun Kawruh Kalang (Prijotomo, 2006) Namun dalam literatur selanjutnya dikenal pula atap berbentuk panggang pe. Panggang berarti dipanaskan di atas bara api, pe dari epe yang berarti dijemur dalam sinar matahari (Hamzuri 1986). Menurut Mintoboedoyo dalam Hamzuri (1986), bangunan dengan atap berbentuk panggang pe terdapat 9 ...
by pamongbudaya|| 01 Desember 2022 || || 9.171 kali
Kayu jati yang berasal dari pohon jati (Tectona grandis), secara tradisi dikenal sebagai kayu yang kuat yang banyak digunakan dalam pembangunan rumah dan bangunan lainnya terutama di Pulau Jawa. Bahkan menurut naskah-naskah lama tentang bangunan berarsitektur tradisional Jawa yaitu yang termasuk ke dalam kelompok Kawruh Kalang maupun kelompok Kawruh Griya (Prijotomo, 2006) menuliskan bahwa menurut kepercayaan orang Jawa, pohon jati memiliki angsar (daya pengaruh) baik serta buruk. ...
by pamongbudaya|| 21 Juni 2022 || || 15.334 kali
Menurut literatur lama tentang bangunan rumah berarsitektur Jawa, baik yang termasuk dalam kelompok Kawruh Griya maupun Kawruh Kalang (Prijotomo, 2006) bangunan beratap panggang pe tidak dikenal. Namun dalam literatur selanjutnya dikenal pula atap berbentuk panggang pe. Panggang berarti dipanaskan di atas bara api, pe dari epe yang berarti dijemur dalam sinar matahari Hamzuri (1986). Bangunan dengan bentuk atap panggang pe sebenarnya adalah bangunan kecil dengan atap yang ditopang ...
by pamongbudaya|| 06 Juni 2022 || || 8.455 kali
Menurut naskah-naskah lama tentang bangunan rumah berarsitektur Jawa, bangunan tajug adalah awal dari bentuk bangunan-bangunan lain yang ada. Jadi dari tajug kemudian berkembang/berubah menjadi joglo, dari joglo menjadi limasan dan dari limasan menjadi kampung. Menurut naskah-naskah lama tersebut, bangunan dengan atap berbentuk tajug terdiri dari 2 (dua) variasi. Dalam perkembangannya, terdapat beberapa variasi lainnya. menurut R. Ng. Mintoboedoyo dalam Hamzuri (1986) terdapat 15 (lima belas) ...
by pamongbudaya|| 10 Desember 2021 || || 13.417 kali
Pada pekerjaan rehabilitasi bangunan cagar budaya/warisan budaya ada yang dikenal dengan istilah plesteran dan acian bligon. Sebelum membahas lebih lanjut tentang plesteran dan acian bligon, mari kita bahas dulu tentang apa itu plesteran dan acian. Yang dimaksud dengan plesteran adalah campuran bahan yang digunakan untuk memberi lapisan pada dinding baik itu dari batu bata, batu atau kalau pada zaman sekarang ada yang dikenal dengan istilah bata ringan. Jadi jika dinding yang terbuat dari ...
by pamongbudaya|| 10 Desember 2021 || || 7.710 kali
Menurut naskah-naskah lama tentang bangunan rumah berarsitektur Jawa, bangunan dengan atap berbentuk limasan memiliki 11 (sebelas) ragam/variasi. Dalam perkembangannya, terdapat beberapa variasi lainnya. menurut R. Ng. Mintoboedoyo dalam Hamzuri (1986) terdapat 20 (dua puluh) variasi (Di dalam buku terdapat 21 variasi tetapi ada 2 jenis yang sama). Menurut Dakung (1987) terdapat 17 (tujuh belas) variasi bangunan limasan, dan yang dimuat dalam Peraturan Gubernur DIY (Pergub DIY) Nomor 40 tahun ...